TAFSIRAN YESAYA 10:1-4
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam ayat-ayat ini
hukuman terutama ditujukan kepada para “penguasa, kepala” (Yes 9:13-14) yang
memerintah dan menentukan hukum. Berita ini juga senada dengan kecaman Nabi
Amos.
Yang disapa dalam
kecaman dalam nats ini adalah “umat-Ku”, yang sepertinya lebih banyak ditujukan
kepada Yehuda. Bahwa Yehuda tidak pernah terlepas dari hukuman (Yes 9:7).
Pengadilan di Yehuda adalah buruk sekali (1:17, 23; 31:4; 5:7, 23). Jelaslah
bahwa segala hukuman dan peraturan yang mereka ciptakan bertentangan sekali
dengan hukum Torah dari Musa, yang justru membela dan melindungi hak-hak
golongan yang lemah dan keadilan masyarakat.sebaliknya peraturan-peraturan dan
hukum yang mereka sendiri ciptakan ditujukan kepada kejahatan dan penindasan
serta segala macam ketidak-adilan. Mereka menghalang-halangi orang lemah
mendapatkan keadilan bahkan dijadikan sebagai objek penindasan, melalui tindak
kekerasan, suapan, ancaman, intimidasi dan sebagainya.
Kata kerja yang
dipakai dalam ayat-ayat ini yaitu “menghalangi”, “merebut”, “merampas dan
menjarah”, menunjukkan kegiatan dan nafsu, semangat dan kesadaran para pemimpin
itu untuk melakukan segala kejahatan tersebut. Yang menjadi korban tidak tidak
lain ialah golongan lemah yang diwakili oleh para yatim piatu, janda dan orang
miskin, serta yang tidak bersalah.
Kesia-siaan dari
segala nafsu kelaliman. Secara ironis Tuhan menunjukkan kebodohan dan
kesia-siaan sikap para penguasa tersebut. Tuhan akan mendatangi mereka dengan
hukuman berupa pembalasan. Hukuman pembalasan itu digambarkan seperti angin
taufan yang besar dan yang membinasakan. Angin ribut itu datang dari jauh
dengan suara gemuruh yang dahsyat. Bahwa yang dimaksudkan dengan hal ini
seperti tentara Asyur yang diapakai kelak oleh Tuhan untuk hukuman pembalasan
itu.
Dalam menghadapi
ancaman itu, mereka tidak berdaya sama sekali sehingga mereka menjadi panik,
mereka tidak tahu akan lari kemana, berlindung kemana, menyimpan harta kekayaan
hasil jarahan di mana, atau menitipkannya di mana. Nasib merekapun sepertinya
menjadi buruk sekali, yaitu ditangkap dan dipenjarakan bahkan mereka juga akan
mati dibunuh. Tetapi, walaupun demikian Tuhan kini masi memberikan kesempatan
untuk bertobat bagi mereka, tetapi juga tangan Tuhan masih tetap teracung.
Dengan lebih
jelasnya dapat kita lihat pembahasan berikutnya.
BAB II
ANCAMAN DAN HUKUMAN
BAGI PARA PENGUASA
(YESAYA 10:1-4)
Pendahuluan
Sebagaimana Beethoven dalam dunia seni musik dan
Shakespeare dalam dunia kesusasteraan, demikian pulalah kedudukan Yesaya
diantara para Nabi. Kitab Yesaya adalah salah satu kitab yang terindah di dalam
Perjanjian Lama. Tidaklah berlebihan jikalau dikatakan bahwa semua orang yang
tahu menghargai seni sastra akan kagum melihat keindahan gaya bahasanya,
keagungannya dan martabatnya, gayanya yang hidup dan penuh dinamik, uraiannya
yang penuh fantasi, kekuatan pena serta keunggulan pelukisan-pelukisannya,
segi-segi dramatik dan retoriknya, dan akhirnya corak raganya yang menakjubkan.
Kitab ini berisikan berita ganda. Pertama, pengutukan
(1-39) dan kedua, penghiburan (40-66). Yesaya menganalisa dosa-dosa orang
Yehuda dan menyatakan hukuman-hukuman Allah atas bangsa itu. Judul dalam bahasa
Ibrani Yeshaiah. Kata ini merupakan singkatan dari kata Yeshayahu yang berarti
“Tuhan adalah Keselamatan”. Nama ini merupakan ringkasan yang baik sekali dari
isi dari kitab ini.
Dalam bab ini akan dibahas mengenai hamba Tuhan yang menderita,
yang di dalamnya terkait juga karya-karyanya yang begitu besar di mana
kesemuanya diperuntukkan bagi manusia yang berdosa. Pembahasan
dalam bab ini akan menempuh
beberapa langkah yakni: pertama, menganalisa teks dan memperbaiki terjemahan yang ada
dalam teks Indonesia jika diperlukan.
Kedua,
merancang struktur dari bagian ini, sehingga melaluinya ditemukan garis besar
bagi pembahasan ini. Dalam bab ini pembahasan tidak dilakukan ayat per
ayat, tetapi berdasarkan struktur, sehingga akan diketemukan pengelompokan ayat yang
melaluinya garis besar pembahasan terlihat jelas.
Ketiga , melihat berbagai
tafsiran (commentary) tentang bagian ini yang dapat memberikan
sumbangsih yang berarti di dalam pembahasan ini. Dalam pembahasan ini memilih
bentuk gabungan dari semuanya.
Introduksi Kitab Yesaya
Pengarang
Banyak
ahli pada masa kini menolak Yesaya sebagai bagian terbesar kitab Yesaya. 121
menolak bukan hanya dalam arti dia menulisnya langsung, tetapi juga menolak bahwa
pokok bahasan pasal-pasal ini berasal dari dia. Bagian
terbesar pasal 40-66 dianggap adalah karya seorang nabi, yang kepadanya nama Deutero-Yesaya
(Yesaya Kedua) diberikan. Dikatakan bahwa nubuat nubuat pasal ini harus diberi
tarikh antara kemenangan-kemenangan pertama raja Persia, Koresy (kr 550
sM), dan Koresy menaklukkan Babel, yang diikuti dekritnya mengizinkan
orang Yahudi yang berada di pembuangan kembali ke negeri mereka sendiri
(558 sM).
Tujuan
Tujuan
penulisan dari kitab ini adalah pertama, untuk menunjukkan bahwa sekalipun
Yehuda memiliki “pola kesalehan” namun secara moral, agama dan politik mereka
adalah menyeleweng. Kedua, untuk menubuatkan nasib dari
bangsa-bangsa yang
tidak mengenal Allah (Gentiles). Ketiga, untuk memberikan gambaran
nubuatan dan
panorama alam tentang kehidupan dan pelayanan dari Mesias.
Tempat dan Tanggal Ditulis
Yesaya
bernubuat selama hari-hari terakhir dari pemerintahan Uzia di Yehuda, dan selama
pemerintahan Yotam dan Ahas dan juga Hizkia (1:1). Kitab ini ditulis diantara tahun
740 dan 690 sM.
Latarbelakang Historis
Sesuai dengan diskripsi buku ini,
Yesaya melayani selama pemerintahan Uzia, Yotam, Ahaz dan Hizkia.
Pada awal periode masa Yehuda dan Israel secara politik dan ekonomi ada
dalam situasi yang baik. Di bawah Uzia juga telah dicapai kemakmuran yang
tinggi (2 Taw. 26). Israel di bawah pemerintahan Yerobeam II keadilan
telah berakhir melingkupi sebagian besar bekas daerah yang tadinya merupakan
sentral dari masa pemerintahan Salomo (2 Raj. 14:25, 28).
Struktur Kitab
Secara
umum disetujui pada masa kini bahwa ada tiga segmen/bagian dari kitab ini yakni 1-39,
40-55, 56-66. Kelima pasal pertama berfungsi sebagai pendahuluan yang
mengkontraskan kondisi bangsa itu, sekarang dengan kemuliaan yang akan datang. Pasal
6 adalah transisi yang menunjukkan bagaimana pengalaman nabi yang dapat menjadi
contoh bagi umat secara umum.
Dalam
pasal 7-39, ancaman Asiria dipakai sebagai dasar untuk menjelaskan kebodohan
kebenaran manusia. Pasal 40-48 bahwa Allah akan melepaskan
mereka dari dewa-dewa Babel dan pasal 49-55 menunjukkan pelepasan dari dosa. Pembagian terakhir
mengenai kitab ini (56-66) kelihatannya menunjukkan situasi pasca
pembuangan Yehuda.
Tema-tema Teologia
Ada
berbagai tema teologi yang terdapat dalam kitab ini antara lain:
1.
Ketidakterbandingannya Allah. Yang mendasar dari teologi kitab Yesaya adalah
ketidakterbandingannya Allah, lebih dari kitab-kitab biblika yang lain.
2. Mesias. Jika Allah adalah pencipta,
Tuhan dari sejarah, dan penebus,
maka sejarah harus mempertahankan karya penebusan-Nya.
3. Percaya. Berbagai macam hal yang
ditunjukkan oleh Allah menunjukkan
hubungan antara manusia dengan Allah sebagaimana yang dikatakan oleh Yesaya; “hikmat
dari,” “perlu untuk,” atau “kepercayaan penuh kepada Allah.”
4. Dosa. Di atas segala sesuatu yang lain,
dosa digambarkan sebagai
pemberontakan dalam kitab Yesaya.
5. Manusia. Kendatipun kebanggan dan
pemberontakan adalah gambaran
kunci bagi dosa dalam kitab ini, tidak dapat dikatakan bahwa Yesaya memandang rendah
manusia.
6. Keselamatan. Konsep keselamatan dalam
Yesaya membicarakan tentang
konsep bahwa Allah menggunakan kehidupan manusia sebagai saksi kealahan-Nya.
Jenis Literatur
Secara
keseluruhan jenis literatur (genre) dari Kitab Yesaya dapat dikatakan “jenis
nubuatan.” Freeman membagi jenis ini sebagai berikut: pasal 1-35 adalah bersifat
mendidik (didactic), peringatan (admonitory) dan ramalan/nubuatan (predictive).
Pasal 36-39 adalah historis naratif dan pasal 40-66 adalah consolatory dan mesianic.
Keadaan Teks
(Naskah Kitab)
Masoret
Teks (MT) dari Yesaya satu-satunya teks yang tersedia sampai zaman modern,
supaya teks terpelihara dengan baik; untuk itu dihadirkan beberapa perbandingan
kesulitan-kesulitan utama. Terjemahan utama bahasa
Yunani LXX kadang
kala berbeda dengan MT; tetapi hanya jarang ada perubahan-perubahan dalam arti teks dalam
beberapa cara yang berarti. Targum Aram seringkali sependapat dengan LXX tetapi lebih
sering sependapat dengan MT. Versi Syria dan Vulgata yang menarik adalah
sekurang-kurangnya dalam nilai dan dalam dukungan umum MT. Gulungan Laut Mati juga
mendukung MT.
Masalah-masalah
Khusus
Masalah
dalam Kitab Yesaya yang diperdebatkan berhubungan dengan penafsiran yaitu
kesatuan buku,46 pentingnya prediksi (ramalan/nubuatan), Hamba Tuhan dan fungsi
dalam kanon (Kanonisasi).
Deskripsi Ancaman dan Hukuman
Bagi Para Penguasa
(ayat 1-4)
Ancaman Bagi Para Penguasa (1-2)
הוֹי הַחֹֽקְקִים חִקְקֵי־אָוֶן וּֽמְכַתְּבִים עָמָל
כִּתֵּֽבוּ׃1
2לְהַטּוֹת מִדִּין דַּלִּים
וְלִגְזֹל מִשְׁפַּט עֲנִיֵּי עַמִּי לִהְיוֹת אַלְמָנוֹת שְׁלָלָם
וְאֶת־יְתוֹמִים יָבֹֽזּוּ׃
Dimana
kata הַחֹֽקְקִים terdiri dari הַ partikel Artikel dan berasal dari
kata dasar yaitu חקק: kata kerja qal participle jamak maskulin mutlak yang
artinya mengukir, menggambarkan, keputusan, menuliskan, mengatur. Kata di atas mengacu
kepada memberlakukan keputusan (Yes
10:1; Amsal 08:15, Yer 31:35.), maka bentuk partisip menunjuk seorang penguasa, pemberi hukum
(Kejadian 49:10; Yes 33: 22), atau komandan (Yud 5:9, 14). Hal tersebut juga dapat dalam bentuk paralel menjadi ("Staf") menunjuk
staf penguasa yang merupakan simbol berkuasa (Bil 21:18; Mzm 60:7; Mzm 108:8).
Staf
penguasa itu jelas merupakan simbol kekuasaan karena menjanjikan kerajaan
kepada Yehuda. Penulis Kritis sampai saat ini berusaha memprediksikan di dalam Kej 49 bahwa Raja akan menjadi milik
keturunan Yehuda. Participle menjelaskan
bahwa yang ditetapkan adalah hukum atau keputusan (ASV dan RSV menerjemahkan
juga peraturan, jatuh tempo dan terikat.) tetapi di dalam konteks ini bahwa
keputusan ataupun ketetapan yang telah di tetapkan oleh para pengusa itu adalah
berupa hukuman yang sangat buruk sekali.
Jelaslah
bahwa segala hukum dan peraturan yang mereka ciptakan bertentangan sekali
dengan hukum torah dari Musa, yang justru membela dan melindungi hak-hak
golongan lemah dan keadilan masyarakat. Sebaliknya peraturan-peraturan dan
hukum yang mereka sendiri ciptakan ditujukan kepada kejahatan dan penindasan serta
segala macam ketidak adilan.
Yang
mana para penguasa di atas memberikan ketetapan itu dengan tujuan yaitu:
Menghalang-halangi
Orang-orang Lemah
Dan Merebut Hak-hak
Orang-orang Sengsara
Kata
עָנִי (`áni”) yaitu kata adjective
maskulin jamak dan עָנָה artinya
merendahkan, menindas, rendah hati. עָנָו artinya
rendah hati. עֲנָוָה artinya
kerendahan hati. עֱנוּת artinya penderitaan
(Mazmur 22:25). עָנִי artinya
miskin, menderita. עֳנִי artinya penderitaan, kemiskinan. תַּעֲנִית artinya
penghinaan (dengan berpuasa, Ezra 9:5).
Makna
utama dari hal di atas adalah "untuk memaksa," atau "untuk
mencoba atau memaksa penyerahan," dan "untuk menghukum atau menyakiti
atas,". Kata kerja yang digunakan dalam beberapa cara. Hal ini digunakan
dari apa yang dilakukannya untuk musuhnya. Ini menetapkan apa yang Mesir
lakukan untuk Israel (Kel 1:11-12; ini adalah lebih dari perbudakan).
Orang
Lemah mengacu kepada sifat menekankan kondisi moral dan spiritual yang saleh
sebagai tujuan penderitaan menyiratkan bahwa negara ini bergabung dengan
kehidupan menderita daripada dengan salah satu kebahagiaan duniawi dan
kelimpahan serta mengungkapkan tujuan dari pada penderitaan.
Miskin, lemah, menderita, rendah hati. Terutama orang yang menderita beberapa jenis cacat atau tertekan.
Miskin, lemah, menderita, rendah hati. Terutama orang yang menderita beberapa jenis cacat atau tertekan.
Dalam
contoh pertama istilah sosial dan ekonomi seperti “orang yang berada dalam
posisi seorang hamba." Ini menggambarkan seorang pria yang tidak memiliki
properti dan yang memiliki demikian untuk mendapatkan roti dengan melayani orang
lain ". Mereka memungkinkan bahwa penggunaan lebih maju mengacu pada
kerendahan, penderitaan, keadaan berkurang. Mereka berpendapat bahwa dalam
Pentateukh itu mengacu pada seorang pria dengan tidak ada warisan.
Undang-undang
memang membayangkan saat-saat ketika orang-orang akan menjadi miskin dan harus
menjual tanah-sampai mereka tahun Yobel. Banyak sekali orang-orang miskin telah
keliru dalam kemiskin, beberapa kali ada
faktor lain. Mereka tidak didiskriminasi dalam penilaian. Allah adalah
pelindung mereka karena ia adalah pelindung janda yang janda melalui bukan
salah. Tapi itu kata mengacu pada kelas sosial tertentu daripada kondisi sosial
tampaknya dipertanyakan dan sulit untuk membangun.
Bahan
kekurangan dan kesulitan yang dihasilkan yang terkait erat dengan penindasan
sosial. Penderitaan sosial jelas dalam pikiran di Yes 3:14 dan Yehezkiel 18:17.
Jadi, Allah memerintahkan umat-Nya untuk menangani keadilan
Seringkali
penderitaan fisik terkait erat dengan penderitaan spiritual, seperti dalam
Mazmur 22:24. Dalam banyak kasus penderitaan eksternal menimbulkan penderitaan
batin dan menangis kepada Tuhan untuk meminta bantuan (Mazmur 25:16; Mazmur
34:6; Mzm 69:29. Umat Allah sering digambarkan sebagai menderita (Mazmur
68:10). Tuhan tidak melupakan mereka (Mazmur 09:18; Mzm 74:19). Dia memiliki
belas kasihan pada mereka (Yes 49:13), menjaga atau melindungi (Mazmur 34:6),
memberikan mereka (Mazmur 35:10) dan melimpahkan nikmat atas mereka (Mazmur
72:2, 4).
Menjarah Anak-anak
Yatim dan
Merampas Milik
Janda-Janda
Kata
יָתוֹם (y ¹ tom) yang artinya adalah “yatim piatu”, yatim.
Hal ini terjadi empat puluh satu kali pada kitab PL dan PB. Anak yatim, umumnya terkait dengan orang asing dan janda. Hal ini merupakan obyek perhatian khusus. Kualitas pengabdian seseorang diukur dengan bagaimana seseorang memperlakukan janda dan yatim piatu. Keadilan terutama ada karena jika mereka tidak terkena kutukan Allah atas jemaat (Ul 24:19).
Hal ini terjadi empat puluh satu kali pada kitab PL dan PB. Anak yatim, umumnya terkait dengan orang asing dan janda. Hal ini merupakan obyek perhatian khusus. Kualitas pengabdian seseorang diukur dengan bagaimana seseorang memperlakukan janda dan yatim piatu. Keadilan terutama ada karena jika mereka tidak terkena kutukan Allah atas jemaat (Ul 24:19).
Meskipun
mereka memiliki kesempatan untuk berkabung, mereka tidak dikecualikan dari perkumpulan.
Mereka diundang untuk bergabung dan bersukacita karena semua orang Israel (Ul
16:11-14). Sebuah masyarakat yang korup memeras dengan orang asing, anak yatim
dan kesalahan janda, dan mengungkapkan penghinaan untuk ayah dan ibu (Yehezkiel
22:07;. Yes 10:2). Misalnya, mereka mengusir keledai anak yatim dan mengambil
lembu janda dalam janji (Ayub 24:3).
Mereka
yang menganiaya anak yatim dan janda yang disejajarkan dengan penzinah,
ahli-ahli sihir dalam Mal 3:5. Tetapi Tuhan sendiri menyediakan kebutuhan dasar
orang-orang malang (Ul 10:18) dan dikenal sebagai "Bapak anak yatim"
(Mazmur 68:5). Fakta ini tercermin dalam undang-undang yang melarang mengambil beras
gandum jatuh, atau buah pohon anggur atau pohon zaitun (Ulangan 24:19). Juga
mereka bersama dengan orang-orang Lewi menerima sebagian dari persepuluhan
menghasilkan diberikan setiap tahun ketiga (Ulangan 14:28). Ini kesadaran umum
belas kasihan tidak mengherankan.
Kata
בזז yaitu kata kerja
qal imperfect orang ke-3 jamak maskulin. בָּזַז artinya
merusak, memangsa, merebut, menjarah. בַּז (baz) artinya merusak. בִזָּה (bizzâ) merusak, menjarah, mangsa. Kata
dan turunannya terjadi tujuh puluh tujuh kali dalam Alkitab Ibrani, yang terdapat
tujuh belas kali berada di Yehezkiel, dua belas kali di kitan Yesaya, dan dua
belas kali dalam kitab nabi-nabi lainnya. Hal ini selalu dikaitkan dengan
perang dan kekerasan, menunjukkan pengambilan barang atau orang secara paksa,
biasanya sebagai seiring kemenangan militer ataupun para penguasa,
Hal
tersebut digunakan dalam dua cara yaitu kelompok pertama ditemukan dan tersebar
luas dalam literatur narasi. Penggunaan ini hanya melaporkan peristiwa
penjarahan tanpa menunjukkan hubungan teologis yang diperlukan. Seperti
penggunaan muncul dalam Kejadian 34:27, 29 di mana anak-anak Yakub dilaporkan
telah menjarah Sikhem. (Bandingkan juga Est 3:13; 1Sam 14:36; dll)
Kelompok
kedua dari penggunaan jauh lebih besar daripada yang pertama. Dalam kejadian
menjarah atau dijarah sangat terkait erat dengan ketaatan kepada Allah. Jika
Israel taat kepada Allah dia akan menang atas musuh-musuhnya dan akan merampok
mereka. Ini telah pengalamannya selama bagian akhir dari periode padang gurun
dan selama penaklukan Kanaan (Bil 31:9, 32, 53, Jos 8:2, 27, dll).
Dengan
cara yang sama, ia berjanji bahwa pada hari-hari terakhir ini dia akan kembali
merampok musuh-musuhnya (Yes 11:14; Zep 2:9; dll). Allah akan bertindak begitu
mati-matian atas nama Israel bahwa bahkan lumpuh akan merusak (Yes 33:23).
Namun, ini tidak akan terjadi hanya karena Israel adalah Israel, tapi karena
dia akan patuh dan karena buah dari arogansi musuh-musuhnya 'akan datang untuk
jangka penuh (Yehezkiel 26:5; Yehezkiel 36:4; Yer 30:16 ).
Sementara
itu, bagaimanapun, Israel tidak taat dan Yehuda ditakdirkan untuk menjadi memberontak
tidak hanya oleh musuh eksternal, tetapi
dengan satu sama lain (2 Taw 28:8, Yer 20:05, Yeh 23:46; Amos 3:11). Tetapi
pada akhir zaman Israel akan merampas orang-orang yang memanjakan mereka (Yes
42:22, 24; Yer 30:16, Yeh 39:10).
Hukuman Bagi Para Penguasa (3-4)
3ּמַֽה־תַּעֲשׂוּ לְיוֹם פְּקֻדָּה וּלְשׁוֹאָה מִמֶּרְחָק תָּבוֹא עַל־מִי
תָּנוּסוּ לְעֶזְרָה וְאָנָה תַעַזְבוּ כְּבוֹדְכֶֽם׃
בִּלְתִּי כָרַע
תַּחַת אַסִּיר וְתַחַת הֲרוּגִים יִפֹּלוּ בְּכָל־זֹאת לֹא־שָׁב אַפּוֹ וְעוֹד
יָדוֹ נְטוּיָֽה׃ ס4
Beroleh Penghukuman
Kata
פְּקֻדָּה yaitu kata
benda umum tunggal feminin yaitu diambil dari
kata dasar פָּקַד (p ¹ qad) yang artinya menghukum, menunjuk. Bisa juga dikatakan ini adalah kata kerja, yang terdapat lebih dari tiga ratus kali dalam PL: "Mungkin tidak ada kata kerja Ibrani lain yang menyebabkan penerjemah sebagai masalah”.
kata dasar פָּקַד (p ¹ qad) yang artinya menghukum, menunjuk. Bisa juga dikatakan ini adalah kata kerja, yang terdapat lebih dari tiga ratus kali dalam PL: "Mungkin tidak ada kata kerja Ibrani lain yang menyebabkan penerjemah sebagai masalah”.
Kejahatan
dan hukuman dalam Pl secara luas kejahatan atau penghukuman dimengerti, baik
sebagai perlawanan religius maupun kejatan terhadap masyarakat. Menghujat juga
mendatangkan hukuman mati dengan cara “dirajam (Im 24:13)”, seperti yang dilakukan
terhadap orang-orang yang menganut ilmu hitam (Im 20:27).
Kejahatan
terhadap seseorang seperti pemerkosaan, jika korbannya telah bertunangan, dapat
dihukum mati, begitu pula dosa terhadap keluarga, seperti hubungan inses (Im
20:11), atau pembangkangan terus menerus terhadap orangtua (Kel 21:18). Kejahatan
terhadap harta milik, seperti memperluas tanah dan mengorbankan tetangganya (Ulangan
19:14) atau mengunakan takaran yang tidak benar (Ul 25:15), dapat dihapus
dengan memberi konfensasi.
Dalam
perikop ini terdapat hubungan erat antara kejahatan, kesalahan dan hukuman.
Kata ibrani “Awon” dapat berarti ketiga-tiganya. Arti asasi dari kejahatan
adalah dengan sadar berbuat dengan cara yang bengkok atau salah. Kata Resya’
berarti kesalah dan kejahatan, dan menunjuk kepada cara hidup dari seseorang
yang tak beragama. Kata ibrani dalam bentuk kata kerja Syaga’ , memberi arti
berbuat salah tanpa diketahui. Satu kata ibrani yang lain, Pesya’, mempunyai
arti yang menekankan kepada pemberontakan.
Dari
tradisi PL juga jelas, bahwa hukum-hukum kasuistik dipandang sebagai
hukum-hukum yang didukung oleh Allah. Seluruh batang tubuh hukum itu secara langsung
dipandang sebagai diIlhamkan oleh Allah. Hukum-hukum ini, yang diumumkan
bersama perjanjian di Sinai, dimaksudkan untuk mengikat umat itu dengan Allah
dan untuk menyatukan suku dan perseorangan yang bermacam-macam. Tiap
pelanggaran terhadap sesama orang Israel menjadi suatu pelangaran terhadap
Allah.
Jelas
bahwa kejahatan dan hukuman bukan hanya diikat dengan Ilmu hukum biasa, tetapi
juga dengan yang Ilahi. Kejahatan yang dilakukan terhadap manusia atau miliknya
menjadi kejahatan terhadap Allah, dan harus dihukum baik oleh yang berkuasa
atau oleh Allah. Pelanggaran terhadap penetapan-penetapan keagamaan harus juga
dihukum oleh Allah. Cara hidup yang jelek ditolak oleh Allah dan beroleh
penghukuman.
Tidak Memperoleh
Pertolongan
Bahwa
terdapat kata לְ: partikel preposisi dan ikuti dengan kata עֶזְרָה yaitu
kata benda homonim umum feminin tunggal dari kata dasar עָזַר ( ¹ zar) yang artinya bantuan,
dukungan, pertolongan.
Selain
Akkadia dan Ethiopia, hal ini terdapat di semua bahasa Semit. Jadi, misalnya,
di Ugaritik berarti "untuk menyelamatkan dan menyimpan" . Dalam
bahasa Arab Old South berarti "untuk alasan." (. Akkadia izirtu
"menolong" di Tel Amarna korespondensi Canaanism a) Seperti dalam
Alkitab, itu sangat baik dibuktikan dalam berbagai nama pribadi: Hadididri,
Asarya, Isra, dll.
Digunakan
sekitar delapan puluh kali dalam PL, ¹ zar umumnya mengindikasikan bantuan
militer. Selanjutnya, bantuan militer Mesir untuk Yehuda adalah tidak berharga
dan nabi mengutuk ketergantungan di atasnya (Yes 30:7; Yes 31:3).
¹
zar digunakan di kompleks dengan nama ilahi (baik El atau Yah) membentuk nama
yang tepat yaitu: Azarel ("Tuhan telah membantu"), Azriel
("bantuan saya adalah Allah"), Azarya ("Tuhan telah
membantu") dan Ezra ("membantu," tapi mungkin dari dari yang
berarti "Tuhan membantu"), dan Ebenezer ("batu bantuan").
Bantuan
ilahi sering bersifat militer. Ahas, setelah kekalahannya oleh Damaskus yang
berpaling kepada allah mereka, bahwa mereka yakin mereka telah membantu
Damaskus mengalahkan dia (2Taw 28:23).
Sementara
latar belakang sejarah tidak selalu pasti, Mazmur juga mencerminkan bantuan
militer Allah. Yerusalem, mungkin di abad ke-8, disampaikan oleh Sanherib dari
pertolongan Allah (Mazmur 46:5). Mazmur ini juga mungkin memiliki beberapa
penekanan eskatologis. Setelah serangan tak dikenal pada Yehuda, para pemazmur
berdoa untuk pertolongan Tuhan (Mazmur 79:9).
Bantuan
kepada bangsa Israel adalah tema umum dalam Yesaya (Yesaya 41:10, 13, 14, Isa
44:2, 49:8 Isa, Isa 59:7, 9). Juga digambarkan di sini memiliki sifat militer.
Karena bantuan Allah, Israel akan berhasil dalam mengatasi musuh nya.
Dalam perikop ini dijelaskan bahwa mereka,
selaku penguasa atau penindas yang telah menentukan atau mengeluarkan
keputusan-keputusan yang lalim terhadap kaum-kaum lemah, sehingga mereka
memperoleh kesia-siaan dari segala nafsu kelaliman. Secara ironis Tuhan
menunjukkan kebodohan dan kesia-siaan sikap para penindas itu. Tuhan akan
mendatangkan kepada mereka hukuman pembelasan dimana hukuman pembalasan itu
digambarkan seperti angin topan yang besar dan yang akan membinasakan mereka.
Meringkuk diantara
Orang-orang yang Terkurung
אַסִּיר yaitu
kata benda homonim umum mutlak maskulin tunggal dari kata dasar אָסַר (¹ sar) artinya memenjarakan. (KJV, ASV, dan RSV membuat sama,
dasi, mengikat, memenjarakan.)
Istilah
ini terjadi tiga puluh empat kali dalam PL. Yang dibuktikan dalam Ugaritik dengan kekuatan "untuk
mengikat." Dengan bihi ‘ma artinya adalah "untuk memulai
pertempuran," "membuat serangan." Dalam Niphal rendering
"untuk terikat," "terpenjara", dalam batang Pual terjemahan
adalah "untuk menjadi tawanan". Penggunaan lain mengacu pada mengikat
diri dengan sumpah atau kewajiban.
Sejumlah
kata-kata Ibrani menunjukkan konsep mengikat, seperti ‘kas "untuk
mengikat" (Kel 28:28) dan ƒûr "mengikat" (Ulangan 14:25) Hal ini
digunakan dalam arti membuat satu seorang tahanan (Yud 15 : 10; Psa 149:8).
Penahanan sering disebutkan dalam PL, menunjukkan bahwa ini adalah bentuk umum
dari hukuman antara Israel dan asing negara (Kej 40:3, Kej 42:19, Bil 15:34,
1Raja-raja 22:27; Yer 37:15, 21 ). Dalam Asyur dan Mesir bangunan tersebut ada.
Dalam kamar Israel atau lubang-lubang yang terhubung dengan istana atau rumah
para pejabat pengadilan yang disajikan dalam kapasitas ini.
Ada
beberapa kasus di mana kebebasan individu dibatasi: saudara-saudara Yusuf
ditahan selama tiga hari (Kejadian 42:19), Simei dibatasi ke kota Yerusalem
(1Raja-raja 2:36), orang yang berkumpul tongkat pada hari Sabat dibatasi (Bil
15:34), Mikha dipenjarakan oleh Ahab (1Raja-raja 22:27), Hanani oleh Asa (2Taw
16:10), Hosea, setelah upaya sia-sia untuk membentuk aliansi dengan Mesir, oleh
Salmaneser (2Raja 17: 4), Yoyakhin dan Zedekia di Babel oleh Nebukadnezar
(2Raja 25:27, Yer 52:11).
Kitab
Yeremia memiliki banyak bicara tentang penjara di Israel selama tahun kemudian
dari dinasti Daud. Nabi dimasukkan ke dalam belenggu, di gerbang atas Benjamin
(Yer 20:2), karena ia telah diperingatkan rakyat jatuhnya Yehuda. Selama
pengepungan ibukota, Yeremia dipenjarakan di pelataran penjaga di kediaman raja
(Yer 32:2), ternyata dalam perempat dari penjaga yang menjaga istana. Akhirnya,
Nabi dituduh makar dan dikurung di rumah panitera Yonatan. Diperkirakan bahwa
tempat itu bukan kediaman pribadi, melainkan sebuah bangunan itu nama yang
telah diambil alih untuk melayani sebagai penjara. Ini memiliki daya meyakinkan
lebih besar ketika kita membaca bahwa rumah memiliki penjara dan sel.
Para
tahanan diperlakukan sesuai dengan beratnya pelanggaran mereka. Samson ditempatkan
di bawah kerja keras (Yud 16:21) dan fisik dimutilasi oleh menyilaukan.
Adonibezek itu lumpuh, ibu jari dan jari kaki yang besar dipotong (Jud 1:6).
Diet khusus dan pakaian ditugaskan tahanan (1Raja-raja 22:27; 2Raja 25:29). Penjara
hukuman jelas tidak dikenal di dekat kuno timur, Yunani, dan Roma. Dalam Kode
Justinian aspek kustodian penjara dilembagakan dengan posisi yang "penjara
adalah untuk persalinan, bukan hukuman."
¹Pak.
Tawanan, captive. (KJV, ASV, dan RSV menerjemahkan sama.) Parallels yang
dibuktikan dalam Ugaritik, Arab, dan Aram. Empat belas kali muncul dalam PL,
yang kedua adalah pembacaan marjinal (Gen 39:20, 22). Berbeda dengan
konsep-konsep Barat penjara, hukum kuno tidak menjatuhkan ganjaran penjara
sebagai hukuman. Penjara menjabat sebagai kurungan sementara sampai penelaahan
lebih lanjut dan pembahasan kasus. Tempat-tempat kurungan berbeda, beberapa
rumah-rumah pribadi (Yer 37:15), ruang bawah tanah (Yer 37:16), pengadilan
penjaga (Yer 32:2), atau mungkin bahkan Tadah (Yer 38:6).
Dalam
Kejadian 39:20, 22 Joseph, salah dituduh, yang dipenjarakan dengan dua perwira
kepala Firaun. Keluar dari situasi ini dengan mengesampingkan Allah, Yusuf
diangkat ke posisi kedua kepada Firaun. Samson hakim dipenjarakan oleh musuh-musuhnya,
orang Filistin, dalam rangka untuk membalas dendam pada dirinya untuk kampanye
sukses melawan mereka (Jud 16:21, 25).
Yesaya
menggunakan konsep kiasan saat ia menggambarkan aktivitas Raja Babel dalam
kumpulan-nya memenjarakan bumi (Yesaya 14:17). The postexilic nubuatan Zakharia
menyamakan buangan ke tahanan dibebaskan dari harapan (Zak 9:11). Menarik
adalah paralel dari kata: soliter (Mazmur 68:6); miskin atau yang membutuhkan
(Mazmur 69:33); yang ditunjuk sampai mati (Mazmur 102:20); penduduk kegelapan
dan kesuraman yang mendalam (Mazmur 107:10).
°
Assir. Narapidana (biasanya kolektif). KJV, ASV, dan RSV membuat sama,
"tahanan", kecuali di Kel 06:24 mana terjemahan seragam
"Assir." Konsep akar ditemukan di Ugarit. Ada tiga referensi dalam PL,
semua dalam nubuat Yesaya (Yes 10:4; Yes 24:22, Yes 42:7). Ketika Yesaya
mempresentasikan tagihan khusus dosa Israel, ia memprediksikan bahwa Asyur akan
menjadi agen Allah murka terhadap Israel. Penahanan dan kematian akan menjadi
konsekuensi (Yes 10:4). Dalam dua puluh tujuh pasal yang tersisa itu hanya
ditemukan empat kali: Yes 44:22, Yes 55:7, Yes 57:17, Yes 59:20. Dengan
demikian, kita menemukan fenomena menarik dari dua nabi kembali ke belakang
dalam kanon, yang hampir pertama diam pada subjek dan cukup vokal kedua.
Mungkin kurangnya referensi dalam Yesaya adalah cara nabi mengatakan mati telah
dilemparkan. Allah telah meramalkan keras kepala umat-Nya dan telah dimasukkan
ke dalam rencananya.
Perlu
dicatat bahwa di sejumlah tempat tahanan berarti "untuk kembali dari
pengasingan." Dalam Qal: alami di Ezr dan Neh (Ezr 2:1; Neh 7:6), juga Yes
10:22; Yer 22:10, Zak 10:9; antara lain, di Hiphil: 1Raja-raja 8:34; Jer 12:15,
antara lain. Hubungan antara ide-ide kembali dari pengasingan dan kembali ke
perjanjian harus jelas. Kembali dari pengasingan adalah bahwa kembali dari
segala bentuk dosa. Bahwa Allah harus memungkinkan pengembalian baik adalah
nyata kesetiaan perjanjian nya.
Yang
pasti, tidak ada ejaan sistematis keluar dari doktrin pertobatan dalam PL. Hal
ini diilustrasikan (Mazmur 51) lebih dari apa pun. Namun fakta bahwa
orang-orang yang disebut "mengubah" baik "untuk" atau
"jauh dari" menyiratkan bahwa dosa bukanlah noda dapat dihilangkan,
namun dengan memutar, kekuatan yang diberikan Tuhan, orang berdosa dapat
mengarahkan takdirnya. Ada dua sisi dalam konversi pemahaman, tindakan
berdaulat bebas dari rahmat Allah dan manusia yang melampaui penyesalan dan
kesedihan dengan keputusan sadar berbalik kepada Allah. Yang terakhir ini
termasuk penolakan dari semua dosa dan penegasan dari kehendak Allah bagi
keseluruhan hidup seseorang.
Tewas ataupun
Binasa
עזב adalah
kata kerja qal orang yang ke 2 maskulin
jamak yang diambil dari kata dasar עֲזוּבָה (Zuba) yang artinya kebinasaan (Yes
6:12; Yes 17:09, sebuah tempat terpencil).
Arti
dasar dari ¹ Zab jelas terlihat dalam
penggunaan harfiah yang mana memiliki
tiga penekanan yang berbeda: untuk berangkat, meninggalkan, dan longgar. Orang
(Kej 44:22, Bil 10:30; Ruth 1:16; 2Raja 4:30), tempat (2Raja 8:6; Yer 18:14;
Yer 25:38) dan obyek (Kej 39:12-13; Gen 50:8; Exo 9:21) dapat ditinggalkan.
Untuk meninggalkan bisa berarti untuk mempercayakan (Kejadian 39:6, Ayub
39:11), untuk mengekspos (Ayub 39:14), untuk mengizinkan (Rut 2:16), untuk
memungkinkan untuk melanjutkan seperti (Josh 8:17; 2Chr 24 : 25; Yehezkiel
23:29), mengabaikan (Ulangan 12:9; Ul 14:27; Ayub 20:19), untuk mengesampingkan
(Ayub 9:27), dan untuk melepaskan (Ayub 10:1), tetapi melihat Dahood atas untuk
makna "mengatur keluhan saya."
Kata
ini juga digunakan secara kiasan dengan manusia sebagai subjek. Dia bisa
meninggalkan, yaitu murtad. Israel didakwa atas ini beberapa kali (Ul 28:20; Ul
31:16, Jud 10:10; Yer 1:16).
Hal
ini juga mungkin bagi manusia untuk meninggalkan kualitas yang tidak diinginkan.
Untuk mengakui dan meninggalkan dosa untuk mendapatkan rahmat (Amsal 28:13).
Orang jahat didesak untuk meninggalkan gaya hidup mereka (Yes 55:7). Orang
benar diperintahkan untuk meninggalkan murka dan marah (Mazmur 37:8).
Tuhan
juga bisa menjadi subyek dari kata kerja ini dengan manusia sebagai objek.
Janji adalah bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkan orang benar dengan
membiarkan dia jatuh ke tangan orang fasik (Mazmur 37:25, 33). Orang miskin dan
tertindas, meskipun penderitaan mereka, belum ditinggalkan oleh Tuhan (Mazmur
09:10: Yes 41:17). Dalam Mazmur 22 pemazmur yakin bahwa Allah telah
meninggalkan dia karena keadaan yang mengerikan, tapi kemudian menyimpulkan
mazmur dengan catatan kemenangan, menyatakan kesetiaan Tuhan (Mazmur 22:01 [H
2], cf Mt 27:46.). Ini mungkin disarankan bahwa Tuhan memang tidak meninggalkan
anaknya dalam hubungan pribadinya, tetapi sebagai garis paralel dalam Mazmur
22:01 menunjukkan, telah meninggalkan dia dari penderitaan.
Yang
menarik di sini adalah janji Allah kepada Daud. Bahkan jika anak-anaknya
meninggalkan hukum ilahi, Allah tidak akan melanggar perjanjian-Nya dengan Daud
(Mazmur 89:30-37). Namun, Tawarik mengingatkan bangsa bahwa jika mereka
meninggalkan Tuhan, ia akan meninggalkan mereka atau membinasakan mereka (2Taw 12:1,
5; 2Taw 15:2). Sebuah ilustrasi yang baik dari hal ini karena berkaitan dengan
individu adalah Hizkia yang Tuhan meninggalkan "dalam soal utusan para
pangeran Babel" sehingga "untuk mencoba dia dan tahu semua yang ada
di hatinya" (2Chr 32:31).
KESIMPULAN
Yesaya
10:1-4 menceritakan tentang ancaman dan hukuman bagi para penguasa. Dimana
Tuhan mengancam mereka selaku penegak ketetapan-ketetapan yang tidak bersifat
adil dan yang mengeluarkan keputusan-ke[utusan kelaliman yang bertujuan untuk
menindas orang –orang lemah, seperti mereka menghalang-halangi orang-orang yang lemah, merebut hak-hak
orang-orang yang sengsara, merampas milik janda-janda serta menjarah anak-anak
Yatim.
Kemudian
dengan adanya pemberontakan itu Tuhan sangat tidak menyukai tentang hal-hal
itu. Bahkan jikalau ada yang melakukan nubuat seperti itu, Tuhan akan memberi
hukuman bagi para penguasa yang sesat. Dimana Tuhan akan menghukum melalui
berbagai cara.
Bahkan
dalam konteks atau nats ini Tuhan memberi penghukuman, yang mana mereka tidak
akan mendapatkan pertolongan dari siapapun, meringkuk diantara orang-orang yang
terkurung serta tewas.
Nast
ini juga merupakan suatu nubuat, dimana Kitab ini adalah “Puncak dari nubuatan
Ibrani” seperti sebuah Alkitab mini. Kitab Yesaya, khususnya penulisnya, Yesaya
sering disebut “nabi Injili” karena nubuatan-nubutannya yang sedemikian
terperinci dan sangat jelas tentang Mesias. Kitab “Injil menurut Yesaya” ini
dibagi ke dalam tiga bagian utama. Pertama, penghukuman nubuatan (1-35). Kedua,
kontribusi sejarah (36-39). Ke tiga, penghiburan nubuatan (40-66).
Jadi
pelajaran yang bisa kita dapatkan dari ayat ini adalah:
1.
Selaku kita umat pilihan Tuhan, hendaklah kita saling menghargai bahkan
menyanyangi sesama kita manusia. Apabila kita terpilih menjadi pemimpin,
jadilah pemimpin yang bijaksana yang mengutamakan kasih dan kerjasama dengan
bawahan. Jikalau ada rakyat yang
sengsara bahakn yang memerlukan pertolongan hendaknya ditolong semampu mungkin
jangan menjadi semakin disekaratin atau dibuat semakin sengsara. Karena Tuhan
mengajarkan supaya mengasihi sesama manusia sama seperti mengasihi dirimu
sendiri.
2.
Tuhan tidak suka melihat umat pilihannya menjadi keliru atas
pengajaran-pengajaran yang sesat. Karena Tuhan akan memberi hukuman yang
sepantas dengan perlakuan manusia.
3.
Selama kita hidup di dunia ini, Tuhan memberi waktu kepada kita dengan
adanya waktu pertobatan karena tangan Tuhan masih tetap terbuka atau teracung
kepada umat yang dikasihiNya.
KEPUSTAKAAN
Harianja Simion dan Iwan Tarigan, 2012, Penuntun Praktis Kitab Perjanjian Lama, Medan:
Penerbit Mitra.
Douglas.D.J, 2000, Ensiklopedi
Alkitab Masa Kini-Jilid I dan II, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih.
Browning.W.R.F, 2009, Kamus
Alkitab, Jakarta: BPK Gunung Mulia
Jenni
Ernst & Westermann Claus, 1971, Theological Lexicon of the Old Testament ,Basel: Translated
by Mark E. Biddle
Bible Work 8, Isaiah 10:1-4
Komentar