TAFSIRAN AMSAL 1:1-6
Daftar Isi
BAB
I. Pendahuluan ........................................................................................1
II. Tujuan dan Nasehat Amsal Salomo......................................................................................4
Pendahuluan
Garis – garis Besar Amsal 1:1-6
Jenis Literatur
Tema – tema Teologi
Ucapan
Salomo anak Daud Raja Israel ( Amsal 1:1)
Untuk
mengetahui kebijaksanaan dan
Displin dan membedakan kata yang tidak di mengerti ( Amsal 1:2 )
Untuk membuat Displin menjadikan
bijaksana, kebenaran dan pertimbangan Serta
meluruskan ( Ams 1:3 )
Untuk memberikan kearah yang mudah,
kelicikan bagi yang tak berpengalaman pengetahuan dan kebijaksanaan bagi kaum muda( Ams 1:4 )
Baiklah orang bijak
mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan ( ayrat 5)
Untuk membedakan/ melihat Ucapan dan
Syair sindiran, kata kebijaksanaan
dan teka-teki.( ayat 6)
III. Kesimpulan ......................................................................................22
IV.
Daftar Pustaka ......................................................................................24
BAB I
Pendahuluan
Kitab
Amsal di rancang untuk melengkapi para pembaca dalam hal kebijaksanaan praktis,
kecakapan, disiplin, dan hikmat. peribahasa-peribahasa ini menekankan
perkembangan dari keterampilan dalam setiap bidang kehidupan supaya keindahan
dan kebenaran akan menggantikan kebodohan dan kejahatan bilamana seseorang
hidup dengan ketergantungan kepada Allah.
Istilah
Ibrani mashal yang di terjemahkan “ amsal”, bisa berarti “ ucapan “ orang bijak
,” perumpamaan,” atau “ peribahasa berhikmat”. karena itu ada beberapa ajaran (
ucapan orang bijak ) yang agak panjang dalam kitab ini ( mis 1:20-33;2:1-22;5:1-14).
dan juga aneka pernyataan ringkas yang menggugah berisi hikmat untuk hidup
dengan bijaksana dan benar. sedangkan kitab Amsal menyajikan suatu bentuk
pengajaran berupa Amsal yang umum di pakai di timur dekat zaman dahulu,
hikmatnya itu khusus karena disajikan dalam konteks Allah dan semua standar
kebenaran-Nya bagi umat perjanjian Allah. Alasan- alasan popularitas pengajaran
berupa amsal pada zaman kuno ialah kejelasannya dan sifat mudah di hafalkan dan
disampaikan kepada angkatan berikutnya.
Kata
“ amsal “ ( masal ) dalam Alkitab memiliki makna yang jauh lebih luas daripada
sekedar amsal. terjemahan “ amsal “ untuk masal bisa mengaburkan makna yang
sebenarnya. Viktor p, karena istilah masal dalam PL bisa berarti perumpamaan ( yeh 17:2; 20:49)
, pengajaran ( Ams 1:8-19), ungkapan tentang seseorang ( 1 sam 10:12) atau kelompok ( Mzm 44:15).
dengan pemahaman seperti ini maka judul misleh selomo memang tepat ditujukan
pada kitab amsal sekalipun tidak semua bagian di tulis oleh salomo.
Karena
salomo adalah orang israel yang berhikmat dan merupakan penulis utama Amsal,
maka bahasa ibrani kitab ini adalah mishle shelomoh, “ Amsal salomo “ judul
bahasa yunaninya adalah paroimiai
salomontos “ Amsal salomo” judul bahasa latinnya adalah Liber proverbiorum, “ kitab Amsal”.
tulisan- tulisan para Rabi yahudi menyebut kitab ini dengan sebutan “ kitab
hikmat” kitab ini dapat juga di sebut kitab perbandingan, kitab pengajaran,
atau kitab tentang hikmat.
A. latar
belakang
kitab Amsal adalah kumpulan tulisan-
tulisan hikmat dan instruksi-instruksi untuk menolong seseorang hidup secara benar dan efektif .
dalam tulisan-tulisan hikmat seperti kitab amsal.dari mesir, sumer (
Mesopotamia) dan Asyur pada milenium
kedua dan pertama Sm telah terdapat koleksi-koleksi tulisan berhikmat. Dari
tulisan ini ada yang sama dengan hal-hal yang di ajar oleh firman Tuhan.
B.
Penulis dan Penerima
kitab ini ditulis dan di kumpulkan
oleh salomo dengan dua pengecualian dengan dua pasal terakhir ( Bnd 1 Raja-raja
4:32; pengkhotbah 12:9).penerima dari kitab Amsal adalah anak penulis ( 1:8;2:1
dan sebagainya).kemungkinan anak penulis ini adalah rehabeam. ajaran yang sama
dapat juga di terapkan kepada semua anak-anak ( 4:1). bahkan dalam arti yang luas, kitab ini dapat di terima oleh
orang percaya lainnya.kan
C. Tempat
dan waktu penulisan
Kitab ini kebanyakan di tulis oleh
salomo kurang lebih pada tahun 950 sM namun kitab ini belum lengkap sampai masa
hizkia kurang lebih pada tahun 715 Sm(
bnd Ams 25:1). Keterlibatan para pegawai hizkia dalam menyusun amsal-amsal
salomo ( 25:1-29;27) dapat di beri tanggal tahun 715-686 Sm sementara masa kebangunan rohani yang dipimpin raja yang
takut akan Allah.
D. Maksud
dan Tujuan
Amsal 1:1-7 mengantar kitab ini
secara keseluruhan dan menyatakan tujuan amsal-amsal didalamnya, yaitu untuk
mengetahui hikmat dan didikan, untuk menerima didikan yang menjadikan pandai,
serta kebenaran, keadilan dan kejujuran , dan untuk memberi pengetahuan serta
kebijaksanaan. kitab ini menyatakan bahwa di atas semua itu, pengetahuan sejati
( hikmat ! berawal dari menghormati dan menaati TUHAN , sumber hikmat.[1]
BAB
II
Tujuan
dan Nasehat Amsal Salomo ( Amsal 1:1-6 )
Pendahuluan
Judul Ibrani misyel, “ amsal dari
singkatan dari misyle syelomoh’ amsal-amsal salomo’ 1:1 sebagai himpunan dari
kumpulan-kumpulan amsal, Amsal adalah
kitab Panduan bagi hidup yang berhasil.
Tanpa secara langsung menekankan tema-tema profetis yang besar ( ump Perjanjian ) Amsal
menunjukkan bagaimana iman khusus mempengaruhi hidupnya yang umum. Amsal adalah kitab yang berisi kumpulan
ucapan-ucapan ringkas dan nasihat-nasihat
perilaku untuk Pendidikan Orang muda. Amsal 1:1-6 ialah
berisikan tujuan dan nasehat bagi para Penulis ( 1:8;2:1 ), kemungkinan anak
penulis ini adalah Rehabeam. Ajaran yang sama dapat juga diterapkan kepada semua anak-anak ( 4:1 ). Bahkan dalam
arti luas , kitab ini dapat diterima
oleh semua orang. Kitab ini, khususnya diterima oleh orang Israel dan oleh orang-orang percaya
lainnya. Tujuan Dari amsal ini ialah berhikmat dan bijaksana
yang merupakan ketangkasan praktis , pengetahuan bagaimana sebaiknya
mengatur kehidupan seseorang dan
mengenai tujuan hidup. [2]
Dalam
bab ini akan dibahas mengenai tujuan dan
Nasehat Amsal salomo yang tujuan penulisan ini diperuntukkan untuk menyatakan bahwa pengetahuan sejati ( hikmat! berawal dari
mengohormati dan menaati TUHAN, sumber
hikmat . Kitab ini menggambarkan
hikmat sebagai anugerah dari
Tuhan. Amsal ialah perumpamaan orang
pandai dengan menggunakan kata-kata singkat yang terpilih, guna merumuskan
suatu hikmat dalam kalimat pendek, untuk
membantu ingatan dan pacu mempelajarinya. Selanjutnya, amsal itu bukanlah
hanya’ perkataan orang bijak’ saja, tapi juga ‘teka-teki’ ( 1:6 ). Hikmat
disembunyikan dalam perumpamaan atau kiasan yang sifatnya sebagi sumur yang
dalam atau tambang yang kaya raya.
Setelah ditimba atau digali dengan merenungkannya, barulah nampak apa yang terselindung dibalik peribahas-
peribahasa itu. pertama, Pasal 1 sampai
Ps 9, yaitu amsal yang menjungjung tinggi
hikmat. kedua, ps 10 sampai dengan ps 24 yang terdiri dari atas 375
amsal ( 10:1-22:16) dan 16 epigram ( 22:17-24:34 ). ketiga, ps 25 sampai dengan
ps 31 yang terdiri dari rangkaian amsal, perkataan Agur (30), perkataan ibunda Raja Lemuel (31:1-9), dan Pujian atas
seorang Istri yang berbudi ( 31:10-31).
Pembahasan
dalam bab ini akan menempuh beberapa
langkah yakni: pertama, menganalisa teks dan memperbaiki terjemahan yang ada
dalam teks Indonesia jika diperlukan. Maksud dari analisa ini tentunya supaya
terjemahan yang dihasilkan dapat mendekati teks aslinya. Dalam analisa teks ini
juga diperhatikan terjemahan berbagai versi yang dapat memperjelas teks yang
ada. Kedua, merancang struktur dari bagian ini, sehingga melaluinya ditemukan
garis besar bagi pembahasan ini. [3]
Dalam
bab ini pembahasan tidak dilakukan ayat per ayat, tetapi berdasarkan struktur,
sehingga akan diketemukan pengelompokan ayat yang melaluinya garis besar
pembahasan terlihat jelas. Dalam bab
ini, penulis juga membatasi pembahasan teristimewa berkenaan dengan struktur
dan berbagai versi pengenai pokok bahasan ini. Hal ini dikarenakan
keterbatasan ruang, waktu maupun tujuan
dari penulisan tesis ini. Dari itu bagi penyelidikan terhadap struktur dapat dilihat dalam karya
Bergey,12 Barre,13 Merril,14 Clines,15 dan
lainnya. Berkenaan dengan variasi versi dapat dilihat dalam karya
Oswalt,16 Sapp,17 dan lainnya. Ketiga,
mencoba melihat berbagai teks Alkitab secara komperehensif yang menyinggung
bagian ini, dan mencoba menafsirkannya dengan prinsip penafsiran sebagaimana
yang telah disinggung pada bab satu sebelumnya.
Keempat, menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di dalam teks
yang cukup berarti, sehingga akan ada
beberapa frasa atau klausa yang akan diteliti di mana frasa ini cukup penting dalam pemahaman
teks. Kelima, melihat berbagai tafsiran
(commentary) tentang bagian ini yang
dapat memberikan sumbangsih yang berarti di dalam pembahasan ini.
Dalam pembahasan ini memilih bentuk
gabungan dari semuanya,18 artinya di dalam
pembahasan akan dilebur kesemuanya langkah-langkah pembahasan
sebagaimana yang telah dipaparkan diatas.
Garis – garis Besar Amsal 1:1-6
Tujuan dan
Nasehat Amsal Salomo ( Ams 1:1-6 )
Tujuan Amsal salomo ( 2,3,4,6 )
Untuk
mengetahui hikmat dan didikan( ayat 2)
Untuk
mengerti kata- kata yang bermakna (ayat 2 )
Untuk
menerima didikan yang menjadilkan Pandai
serta kebenaran, keadilan dan kejujuran
( ayat 3 )
Untuk
memberikan kecerdasan kepada orang yang tak berpengalaman dan pengetahuan serta
kebijaksanaan kepada orang muda ( ayat 4 )
Untuk
mengerti Amsal dan ibarat, perkataan dan teka-teki orang bijak ( ayat 6 )
Nasehat Amsal Salomo ( 5 )
Baiklah
orang bijak mendengar dan menambah ilmu
Baiklah
orang yang berpengertian memperoleh
bahan pertimbangan
Jenis Literature
Kitab
Amsal merupakan kitab sastra. Ciri sastra yang menonjol dalam Amsal-Amsal ialah
banyak mengunakan kiasan yang hidup ( mis. simile dan metafora ), perbandingan
dan perbedaan , ajaran singkat dan pengulangan.
TEMA-TEMA
TEOLOGI
hubungan
tingkah laku konsekuensi
Struktur
sosial yang ditetapkan dan didukung oleh Allah dan dinyatakan dalam kitab ini
memerlukan hubungan yang terpisahkan di antara perbuatan dan tujuan akhir.
hubungan ini diwakili dengan kiasan “jalan” yang terdapat kurang lebih 75 kali
di dalam seluruh kitab Amsal dan 30 kali dalam bab 1-9, suatu koleksi dari
nasihat untuk memegang ajaran kitab dan kunci penafsiran kepada kitab. kiasan
menyatakan jalan yang dapat dilewati, atau gerakan di jalan, yang membawa
kepada tujuan akhir dan mengandung arti pada satu dan waktu yang sama “jalan
kehidupan” (yaitu: karakter dan konteks kehidupan), “tingkah laku dari
kehidupan” (yaitu: pilihan-pilihan dan kelakuan-kelakuan khusus), dan
“konsekuensi-konsekuensi dari tingkah laku itu” (yaitu tjuan akhir yang
pasti terjadi dari gaya hidup yang
demikian). orang bijak ada pada jalan kehidupan (2:20-21), orang-orang bodoh
berada pada jalan kematian (1:15-19). sedangkan keKristenan memikirkan hal itu
sendiri sebagai “iman” kitab Amsal seperti kebanyakan Alkitab, memikirkan orang
yang setia sebagai orang-orang yang mengikuti satu jalan, natak-ah, jalan
kehidupan.
Kehidupan
dalam kitab ini mengacu kepada kehidupan yang berkelimpahan dalam persekutuan
dengan Allah yang kekal dan yang hidup. menurut Kej 2:17, pemutusan dari
hubungan yang benar dengan Dia yang merupakan sumber kehidupan berarti
kematian. hikmat berbeban dengan mendirikan dan mempertahankan hubungan yang
benar dan begitu juga kehidupan (lihat 2:5-8). perikop pertama (1:8-9)
beramsumsi bahwa orang jahat dapat menumpahkan darah orang yang tidak bersalah
kepada kematian yang prematur (sebelum waktunya), yaitu seperti Kain secara
prematur menumpahkan darah Habel, orang benar (Kej 4:1-9). janji kehidupan
dalam kitab ini (2:19; 3:2) seperti dalam Alkitab secara keseluruhan, mesti
memerlukan realitas yang mentrasenden keberadaan yang menyatu (clinic) dan
hidup lebih lama dari kematian yang menyatu. jika tidak, pembunuhan dari Habel
dalam Kejadian 4, dari darah orang tidak bersalah dalam Amsal 1:8-19, dan Anak Allah
menghancurkan keduanya, Alkitab dan kitab ini, karena orang jahat akan menang
atas orang benar.
Salomo
menyamakan ajaran-ajarannya kepada pohon kehidupan (3:18), literatur agama dari
Timur Dekat kuno secara khusus Mesir, dan Kej 2-3 menyarankan bahwa pohon
kehidupan melambangkan kehidupan yang kekal dalam pengertian penih dengan
istilah tersebut. orang bodoh yang tergoda dalam Amsal 15 menyesal setelah
tubuhnya dihabiskan yang mana ia mensia-siakan hidupnya (ay 7-14). tanpa
menjelaskan secara spesifik bagaimana caranya, teks Ibrani yang diterima
menjanjikan orang benar “kekekalan” (12:28) dan pengungsian yang aman yaitu
dalam kematian yang menyatu (14:32). tetapi tidak seperti literatur wahyu, yang
menarik perbedaan yang tajam diantara dunia ini dan dunia yang akan datang,
literatur Hikmat memandang kehidupan sebagai keduanya, sudah tetapi dan akan
datang. oarang bijak menekankan untuk memegang kehidupan pada saat ini.
Kitab
juga memfokuskan pada sasaran akhir, “sekalipun orang benar jatuh tujuh kali,
ia bangkit lagi, namun orang jahat akan roboh dalam bencana” (24:16). Ayub dan
Pengkhotbah, sebagai kontras, memfokuskan pada realitas saat ini “di bawah
matahari” ketika orang benar kelihatannya “kalah setelah hitungan kesepuluh.”
bahkan seperti Amsal 24:16 hampir membebaskan kejatuhan orang benar dalam anak
kalimat yang mengizinkan, amsal-amsal yang lain juga sementara meneguhkan
aturan moral, juga menegaskan atau mengimplikasikan bahwa orang benar
menderita, sementara orang jahat makmur. Hal itu memberikan kualitas hubungan
tingkah laku---konsekuensi dengan Amsal-Amsal “yang lebih baik daripada”
(contoh 15:16-17, 16:16, 19; 17:1; 19:22b; 21:3; 22:1; 28:6). Amsal-Amsal ini
menghubungkan kemiskinan dengan kebenaran dan kekayaan dengan kemiskinan dan
menjadikan hal itu secara sempurna jelas bahwa kesalehan dengan kemiskinan dan
menjadikan hal itu secara kepada sasaran akhir yang bersuka.
Karena
hakekat syair dari Amsal-Amsal, amsing-masing mengekspresikan kebenaran dengan
konsentrasi yang tertinggi pada pokok permasalahan. untuk mendapatkan kebenaran
yang penuh, seseorang harus membaca Amsal-amsal sebagai suatu koleksi
(kumpulan). sebagai contoh, setelah janji-janji yang baik sekali dalam 3:1-10,
Salomo menambahkan : “Anakku janganlah engkau menolak didikan/disiplin Tuhan”
(ay 11-12). kemakmuran dan kesengsaraan adalah campuran yang bijak dan yang
perlu dari pembentukan anak. penjelasan Salomo, “karena Tuhan mendisiplin
mereka yang Ia kasihi, seperti Bapa kepada anaknya yang ia sukai” menunjukkan
bahwa pengawasan Bapa disampaikan kepada Bapa Surgawi. orang bijak memenuhi
syarat-syarat ganjaran hikmat yang didaftarkan dalam 3:13-20 dengan nasehat
“janganlah menahan kebaikan dari mereka yang berhak menreimanya” (ay 27),
nasehat yang mengimplikasikan orang-orang yang baik yang kemungkinan berada
dalam kebutuhan akan pertolongan. ajaran-ajarannya tentang kekayaan dalam
10:2-5 tidak untuk dibaca dalam pengasingan (isolasi) tetapi bersama-sama; ay
4-5 kepada kekayaan dan etika, ay 3 kepada kekayaan dan agama, dan ay 4-5 kepada
kekayaan dan kebijaksanaan. Bacalah dalam cara kitab tidak mengajarkan kekayaan
dan injil kemakmuran, tetapi menjanjikan behwa Tuhan akan mengganjari (memberi
jasa/pahala) orang yang setia.
hati
Ketaatan
kepada struktur sosial yang ditetapkan Allah adalah persoalan hati, pusat moral
intelektual-emosional seseorang (2:2; 4:23). Salomo tidak menyampaikan
ajaran-ajarannya dalam dalil-dalil yang dingin dan rasional yang menyerukan
respon yang tidak memihak, yang sama-sama rasional. sebaliknya, dalam sekeping
fiksi literari yang baik, “Hikmat berseru-seru dengan nyaring di jalan, ia
mengangkat suaranya di lapangan-lapangan umum” (1:20).” Ia mengangkat suaranya
“ mengacu kepada situasi emosional yang serius. salomo memanggil putranya pada
gilirannya untuk “ mengangkat suaramu” kepada hikmat (2:3). ketika hikmat
salomo di terima dengan segenap hati, maka hikmat yang ada dalam hati Allah
masuk kedalam hati orang percaya:” karena hikmat,” yang berasal dari mulut
Allah (ay 6), kini “ akan memasuki hatimu, dan pengetahuan [ akan Allah dan
ajaran-ajarannya] akan menyenangkan jiwamu” ( ay 10).
Hikmat
menjanjikan kehidupan kepada mereka yang mengasihinya ( 8:17,21) dan meminta
kekasih-kekasihnya untuk memperhatikan setiap hari di pintunya seperti
menantikan mempelai wanita ( ay 34). untuk memiliki mempelai wanita ini,
seseorang mesti rela menjual semuanya sebagai emas kawinnya ( 4:7). Ia mesti
berada di dalam rasa kagum dan takut akan tuhan adalah prinsip hikmat yang
pertama ( 1:7;9:10).
Dengan
kontras, orang-orang bodoh yang cacat, yang menjadi dewasa tanpa membuat
komitmen kepada hikmat, mengasihi keterbukaan mereka, orang-orang bodoh
membenci pengetahuan, dan para pencemooh menginginkan kemampuan untuk
mencemooh( 1:22). pilihan atau penolakan akan ajaran-ajaran salomo adalah
berpengaruh. bukan hanya pada akal. orang bodoh yang bertumbuh, yang mana kitab
ini di tujukan ,( 1:4), perlu mengambil keputusan bagi kebijaksanaan etis dan
agama sebelum memasuki kota dan terlibat dalam perdagangan dan politik( 8:3 ).
keputusan yang demikian juga perlu utuk mempersiapkan mereka utuk melawan
laki-laki dan perempuaan –perempuan jahat yang ada di kota.
Kuasa
perkataan / firman
Salomo
begitu menyusun kitab ini sehingga orang tua perjanjian dapat mengajarkannya di
rumah, di tempat pendidkan di israel kuno. kitab ditujukan kepada anak
perjanjian yang akan memasuki kedewasaan. lapisan di antara generasi-generasi
kebnayakan rapuh untuk di robekkan oleh orang-orang luar pada titik waktu
ketika kesombongan dan nafsu berjalan dalam pasangan yang penuh. Suara-suara
dari keduanya, baik orang tua berkompetisi dengan suara-suara dari orang-orang
yang murtad dan istri-istri yang setia. orang-orang itu di perlengkapi oleh
salomo dengan seluruh kemampuan retorikalnya dalam pembicaraan pribadi yang
kuat untuk mengalahkan godaan atas uang yang mudah,yang di tawarkan oleh
orang-orang murtad dan kepada hubungan kelamin yang iriudal yang ditawarkan
oleh wanita-wanita yang tidak setia.
Sebutan
ibu sebagai guru adalah unik dalam literatur hikmat Timur dekat kuno. dalam Pl
kedua orang tua di tempatkan pada pijakan yang setingkat di hadapan anak.
karena” ajaran yang setia “ berada di lidah ibu,dia sendiri mesti pertama-tama
di ajarkan. sekalipun kitab di alamatkan kepada “ putera – putera” yang akan
bertanggung jawab akan rumah tangga, anak-anak puteri tidak di kecualikan.
Di
sepanjang kitab, salomo berasumsi akan kuasa perkataan –perkataan yang
sesungguhnya, perkataan itu mempunyai kuasa kehidupan dan kematian ( 18:21).
sekalipun anak-anak bertanggung jawab akan keputusan-keputusan mereka sendiri,
latihan orang tua akan mempengaruhi. anak –anak yang menjadikannya sampai
tingkat orang bijak membawa sukacita orang tua, tetapi mereka yang gagal untuk
berpegang kepada hikmat yang diwariskan membawa rasa sakit kepada orang tua
mereka( 10:1). berlainan dengan kesan sekilas terhadap kitab amsal yang tampak
sekuler, kitab ini mengajarkan beragam konsep teologis yang penting lainnya.
Takut
kepada Allah
Betapa
pentingnya topik ini sudah kita bahas di depan : frase ini muncul di bagian
awal, berkali-kali dan membentuk inclusio. konsep “ takut kepada TUHAN” dalam
kitab amsal sangat berkaitan dengan pengenalan tentang Allah. berbeda dengan
agama-agama kafir kuno yang di selimuti kegentaran terhadap dewa mereka tanpa
mengenalnya, monotaisme yahudi memandang pengenalan dan hormat sebagai dua hal
yang tak terpisahakan. lebih jauh, takut kepada TUHAN bukan hanya masalah
teoritis tetapi praktis; dan ini di wujudkan dalam kehidupan sehari-hari yang
benar . bagi mereka yang takut kepada TUHAN, maka mereka akan mendapat berkat.
Loyalitas
pada TUHAN
Pada
pasal 1-9 hikmat dan kebodohan seringkali dikontraskan. kontras seperti ini
juga muncul berkali-kali dalam bagian yang berbeda. semua kontras ini berguna
untuk mengajarkan bahwa hidup mengikuti hikmat ( sebagai representasi dari
TUHAN ). menuntut loyalitas. dalam dunia ini hanya ada dua pilihan : hikmat
atau kebodohan. tidak ada alternatif lain. menggabungkan keduanya juga berarti
memilih yang kedua
Retribusi
Sama
seperti kitab-kitab PL lain yang sudah kita pelajari, kitab amsal juga
mengajarkan teologi retribusi. Retribusi ini menjadi salah satu petunjuk bahwa
kitab amsal tetap berfokus pada perjanjian , walaupun ide itu secara eksplisit
tidak di bahas. konsep retribusi dapat ditemukan dengan mudah di seluruh bagian
kitab ini. Aspek penting yang perlu digarisbawahi sehubungan dengan hal ini
adalah bentuk upah yang di berikan pada orang benar. kitab amsal tidak hanya
menyinggung tentang berkat secara materi atau hukuman secara fisik. upah yang
di sediakan adalah kehidupan sedangkan orang yang bodoh akan memperoleh
kematian. orang yang benar tidak selalu memiliki kekayaan berlebih, tetapi
mereka pasti merasakan ketenangan dari TUHAN, sedangkan orang bodoh yang tampak
lebih makmur ternyata hidup dalam kecemasan.
Perkataan
Manusia
Kitab
Amsal banyak menyinggung tentang perkataan manusia. dari 7 perkara yang paling
di benci Allah, 3 diantranya berkaitan dengan lidah.berbagai teks secara khusus
membahas tentang penggunaan lidah. secara ringkas ajaran tentang perkataan
dapat di jelaskan sebagai berikut:
1. Perkataan memiliki kuasa yang besar, baik
yang positif maupun negatif. hidup dan mati ada dalam perkataan ( 18:21).
2.
Perkataan sia-sia belaka. perkataan bukanlah pengganti dari tindakan nyata (14:32).perkataan
kadangkala digunakan sebagai senjata untuk menutupi apa yang sebenarnya dalam
hati ( 26:23-28).
3
. Perkataan adalah bukti kesalehan
hidup. perkataan yang benar lahir dari hati yang benar ( 12:17;14:5).
salah
satu aspek yang sering di lupakan dalam kitab amsal adalah ajaran tentang
perkawinan dan terutama seksualitas.
Wahyu Umum
Kemiripan sebagai kitab Amsal dengan
tulisan hikmat kuno di luar Alkitab seringkali dilihat sebagai bukti bagi
kurangnya nilai teologis kitab Amsal. sikap ini sebenarnya sangat di
sayangkan.keputusan editor untuk menyertakan Amsal yang umum atau kesamaan
ajaran antara tokoh alkitab dengan tokoh kafir justru mengajarkan satu
kebenaran teologis yang penting, yaaitu segala kebenaran adalah kebenaran
Allah. yang penting bukanlah di mana suatu kebenaran di temukan, di tetapi dari
mana asal dari kebenaran itu.
Transendensi Allah
Kemuliaan Allah ditunjukkan melalui
beberapa cara. Ia mengetahui dan mengawasi segala sesuatu yang ada di bumi,
bahkan dalam hati manusia ( 5:21);125:3;11;22:12;24:12).Ia mengontrol setiap
peristiwa, termasuk keputusan manusia, hal-hal yang tampak nya kebetulan
(16:33) maupun nasib (16:4). Ia juga tidak terpahami ( 25:2-3), apalagi oleh
mereka yang fasik(20:24).[4]
Tujuan dan
Nasehat Amsal Salomo ( Ams 1:1-6 )
WTT Proverbs 1:1 מִ֭שְׁלֵי שְׁלֹמֹ֣ה בֶן־דָּוִ֑ד מֶ֜֗לֶךְ
יִשְׂרָאֵֽל׃
WTT Proverbs 1:2 לָדַ֣עַת וּמוּסָ֑ר לְ֜הָבִ֗ין אִמְרֵ֥י בִינָֽה׃
WTT Proverbs 1:3 לָ֭קַחַת מוּסַ֣ר הַשְׂכֵּ֑ל
צֶ֥דֶק וּ֜מִשְׁפָּ֗ט וּמֵישָׁרִֽים׃
WTT Proverbs 1:4 לָתֵ֣ת לִפְתָאיִ֣ם עָרְמָ֑ה
לְ֜נַ֗עַר דַּ֣עַת וּמְזִמָּֽה׃
WTT Proverbs 1:5 יִשְׁמַ֣ע חָ֭כָם וְי֣וֹסֶף לֶ֑קַח
וְ֜נָב֗וֹן תַּחְבֻּל֥וֹת יִקְנֶֽה׃
WTT Proverbs 1:6 לְהָבִ֣ין מָ֭שָׁל וּמְלִיצָ֑ה
דִּבְרֵ֥י חֲ֜כָמִ֗ים וְחִידֹתָֽם׃
Terjemahan Harafiah
Ayat
1 : Ucapan Salomo anak Daud Raja Israel
Ayat 2 :
Untuk mengetahui kebijaksanaan dan Displin dan membedakan kata yang tidak dimengerti
Ayat 3 :
Untuk membuat Displin menjadikan bijaksana, kebenaran dan pertimbangan serta
meluruskan
Ayat 4 :
Untuk memberikan kearah yang mudah, kelicikan bagi yang tidak berpengalaman
pengetahuan dan kebijaksanaan bagi Kaum
muda.
Ayat 5 :
Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan
baiklah orang yang berpengertian
memperoleh bahan pertimbangan
Ayat 6 :
Untuk membedakan/ melihat Ucapan dan Syair
sindiran, kata kebijaksanaan dan teka-teki.[5]
Ucapan Salomo anak Daud Raja Israel
( Amsal 1:1)
Istilah Ibrani mashal מִ֭שְׁלֵיyang di terjemahkan “ Amsal “ bisa berarti” ucapan orang
bijak,” perumpamaan “ atau “ peribahasa berhikmat” karena itu ada beberapa
ajaran ( ucapan orang bijak) yang agak panjang dalam kitab ini ( mis
1:20-33;2:1-22;5:1-14)[6]
ucapan atau perumpamaan ini ditulis oleh salomo anak Daud
dan Salomo adalah raja bangsa israel yang ke tiga( 1raja-raja 1:28-53). amsal
ini di tulis oleh salomo pada saat salomo masih muda ditujukan kepada anak
penulis ( 1:8;2:1 dan sebagainya ). kemungkinan anak penulis ini ialah
Rehabeam. dan juga kitab ini di terima oleh orang israel dan oleh orang-orang
percaya lainnya. ayat ini menerangkan bahwa ucapan-ucapan ini berasal dari
salomo.
Tujuan Amsal
Salomo
Untuk
mengetahui kebijaksanaan dan Displin dan membedakan
kata yang tidak di mengerti ( Amsal 1:2 )
Tujuan
Amsal ialah untuk mengetahui kebijaksanaan חָכְמָ֣הyang
artinya adalah kepintaran mencapai hasil, menyusun rencana yang benar untuk
memperoleh hasil yang dikehendaki. tempat kedudukannya ialah hati, pusat
keputusan moral dan intelektual( bnd 1Raj 3:9,12). mereka yang memiliki
kecakapan teknis disebut bijaksana : bezaleel, pengrajin kepala kemah
pertemuan(kel 31:3); seniman patung( Yes 40:20; Yer 10:9); para perempuan
peratap( Yer 9:17); para pengemudi kapal atau para pembuat kapal ( Yeh 27:8,9).
hikmat praktis dapat membawa serta segi jahat, seperti dalam nasehat licik
yonadab( 2Sam 13:3).
Nats ini menggunakan kata “ kebijaksanaan” terjemahan
dari חָכְמָ֣ה dan
kata ini merupakan kata benda umum feminim tunggal absolut yang dapat diartikan sebagai kebijaksanaan
dan kearifan dalam bahasa indonesia diartikan sebagai hikmat. Hikmat dinegeri
Timur tengah kuno dan dalam perjanjian Lama cenderung menekankan keberhasilan
dan kesejahteraan pribadi. Bagi Israel semua hikmat bersumber dari Allah dan dapat diperoleh
manusia hanya karena mereka
adalah Ciptaan Allah, yang menerima penyataannya. Terlebih lagi, hanya
penyembah yang sungguh-sungguh takut akan Allah dapat betuk-betul menjadi
Bijaksana. Hikmat yang berdasarkan
keahlian atau kecerdasan manusia
merupakan anugerah Allah, bagian dari tata ciptaan-Nya. tetapi, tanpa rasa
hormat dan tunduk terhadap Allah hikmat dapat dihancurkan oleh keangkuhan dan
kecongkakan.[7]
Raja-raja dan para pemimpin secara khusus membutuhkan
hikmat . pada mereka bergantung keputusan-keputusan yang tepat dalam masalah
sosial politik. Yosua( ulangan 34:9) , Daud( 2 Sam 14:20), salomo ( 1Raj
3:9,12;4:29) dikarunia kebijaksanaan utuk memampukan mereka menunaikan
tugas-tugas resmi mereka. hikmat dalam arti utuh dan mutlak hanyalah milik
Allah ( Ayb 12:13; Yes 31:2;Dan 2:20-23) hikmatNya mencakup bukan hanya
sempurnanya dan lengkapnya pengetahuannya mengenai setiap kehidupan tapi juga
mencakup kedaulatannya menggenapi tuntas apa yang ada dalam pikiranNya dan yang
mustahil dapat digagalkan. kebijakan yang berdasarkan kecakapan yang alamiah
atau yang disaring dari pengalaman , adalah karunia rahmani, sebab kegiatan
kreatif Allah sendirilah yang memungkinkan perolehan kebijaksanaan yang
demikian itu.hikmat Alkitabiah adalah sekaligus bersifat agamawi dan praktis,
dan berasal dari” takut kepada Tuhan “( Ayb 28:28; Mzm 111:10;Ams 1:7;9:10)
hikmat memperoleh pengertian yang dikumpulkan dari pengetahuan tentang
jalan-jalan Allah dan menerapkannya dalam hidupnya sehari-hari. Gabungan antara
pengertian dan ketaatan ( dan segala pengertian yang mendalam harus beralaskan
ketaatan ) menghubungkan hikmat dengan pengetahuan akan Allah.[8]
Kata kerja yang digunakan dua puluh enam kali dan sebagian besar bagian
muncul dalam arti batang Qal "bijaksana," dll Piel membendung artinya
adalah "membuat bijaksana" atau "mengajar." Dari semua
kata-kata yang menunjukkan kecerdasan, yang paling sering digunakan adalah kata
kerja ini dan turunannya, yang terjadi beberapa kali 312 dalam PL Ibrani.
Sekitar tiga-perlima dari penggunaan yang ditemukan dalam Ayub, Amsal, dan
Pengkhotbah.
Kebijaksanaan dari PL bagaimanapun, adalah sangat berbeda dari yang lain pandangan dunia kuno meskipun format sastra hikmat mirip dengan budaya lain. Tercermin dalam hikmat PL adalah ajaran dari Tuhan pribadi yang kudus, benar dan yang mengharapkan orang-orang yang mengenalnya untuk menunjukkan karakternya dalam urusan praktis kehidupan. Ini perpaduan sempurna dari kehendak diwahyukan Allah yang kudus dengan pengalaman praktis manusia hidup juga berbeda dari kearifan spekulatif dari Yunani. Dinamika etika filsafat Yunani terletak pada kecerdasan, jika seseorang memiliki pengetahuan yang sempurna ia bisa menjalani kehidupan yang baik (Plato). Pengetahuan adalah kebajikan. Penekanan PL Kebijaksanaan adalah bahwa manusia akan, dalam ranah hal-hal praktis, adalah tunduk pada penyebab ilahi. Oleh karena itu, Ibrani kebijaksanaan tidak teoritis dan spekulatif. Itu praktis, didasarkan pada prinsip-prinsip yang terungkap yang benar dan yang salah, yang akan tinggal dalam kehidupan sehari-hari.
Kebijaksanaan dari PL bagaimanapun, adalah sangat berbeda dari yang lain pandangan dunia kuno meskipun format sastra hikmat mirip dengan budaya lain. Tercermin dalam hikmat PL adalah ajaran dari Tuhan pribadi yang kudus, benar dan yang mengharapkan orang-orang yang mengenalnya untuk menunjukkan karakternya dalam urusan praktis kehidupan. Ini perpaduan sempurna dari kehendak diwahyukan Allah yang kudus dengan pengalaman praktis manusia hidup juga berbeda dari kearifan spekulatif dari Yunani. Dinamika etika filsafat Yunani terletak pada kecerdasan, jika seseorang memiliki pengetahuan yang sempurna ia bisa menjalani kehidupan yang baik (Plato). Pengetahuan adalah kebajikan. Penekanan PL Kebijaksanaan adalah bahwa manusia akan, dalam ranah hal-hal praktis, adalah tunduk pada penyebab ilahi. Oleh karena itu, Ibrani kebijaksanaan tidak teoritis dan spekulatif. Itu praktis, didasarkan pada prinsip-prinsip yang terungkap yang benar dan yang salah, yang akan tinggal dalam kehidupan sehari-hari.
Literatur kebijaksanaan, sementara
kadang-kadang menggunakan kebijaksanaan sebagai kehati-hatian dan kepandaian,
jurusan pada perilaku etis dan spiritual. "Karena Allah menyatakan diri
kepada Israel, sastra suci mereka memiliki efek suatu keharusan ilahi, mengacu
pada kepintaran dan keterampilan yang saleh, yang menghasilkan tindakan praktis
Orang yang mendengar (Amsal 08:33;. Amsal 23:19; Prov 27 : 1), akan rajin, akan
tahu bagaimana berbicara, dan kehendak-Nya, akan di penangkaran untuk Allah Dia
akan memiliki hidup ini memenangkan persetujuan ilahi.[9]
Sumber segala hikmat adalah Tuhan
pribadi yang suci, benar, dan adil. Hikmat-Nya dinyatakan dengan latar belakang
kemahakuasaan-Nya dan kemahatahuan. Dengan hikmat Allah bernomor awan (Ayub
38:37), mendirikan bumi (Amsal 3:19), dan membuat dunia (Yer 10:12).
Kebijaksanaan, yang ditemukan di dalam Allah, dianggap sebagai atribut ilahi
(Ayub 12:13). Dia sendiri tahu kebijaksanaan dalam arti yang paling benar (Ayub
28:20, 23). Hikmat Allah tidak ditemukan dalam spekulasi manusia. Dia sendiri
harus memberikan kebijaksanaan ini untuk bimbingan manusia sehingga manusia
dapat hidup Iife moral dan etika terbaik (Amsal2:6 ;Ayub11:6).[10]
וּמוּסָ֑ר nkata didika inarbI mdala kata ini merupakan kata benda umum maskulin
tunggal absolut menerjemahkan terutama sebagai paideuo, yang menekankan gagasan
pendidikan. "untuk menegur, mengajar" .Dari penggunaan dan paralel dalam
PL, kita harus menyimpulkan bahwa y a sar dan mus a r menunjukkan koreksi yang
menghasilkan pendidikan. Dasar teologis untuk disiplin didasarkan pada hubungan
perjanjian yang menetapkan Yahweh dengan umat-Nya. Kata-kata yang ditemukan
hampir sembilan kali dalam Pentateukh, dua puluh enam kali dalam nabi, dan lima
puluh kali dalam Hagiographa.
Disiplin Yahweh tidak boleh diambil negatif, untuk kesulitan di padang
gurun yang seimbang dengan ketentuan ajaib keduanya dirancang untuk menguji
"apa yang ada di hati Anda, apakah Anda akan mematuhi perintah-Nya atau
tidak" (Ulangan 8:2). Oleh karena itu, dengan rasa lapar mereka, serta
oleh manna yang ia disediakan, mereka adalah untuk "memahami bahwa manusia
hidup bukan dari roti saja, tetapi oleh segala sesuatu yang keluar dari mulut
TUHAN" (Ulangan 8:3) . Dengan demikian, mereka tahu dalam hati mereka
bahwa Yahweh mendisiplinkan mereka (Ul 8:5). Disiplin ini kemudian mungkin
dianggap pendidikan yang teosentris, memang, theofugal. Bahwa Ul 8:5 menggunakan
ekspresi perbandingan "sebagai disiplin man anaknya" bukan tanpa
makna perjanjian dan teologis. Perjanjian kuno sering menyebut raja daerah
kekuasaan sebagai seorang ayah dan ke bawahan sebagai anaknya (bdk. Mccarthy,
CBQ 27: 144-47). Dalam nyanyian perjanjian Musa 'kita membaca bahwa Yahweh
disebut sebagai Bapa (Ulangan 32:6, lih Ul 1:31;. Isa 1:2) dari umat perjanjian
(Kel 4:22 meskipun, Ul 01:31 mengajarkan yang sama Konsep). Oleh karena itu,
dasar teologis untuk disiplin seorang ayah duniawi atas anaknya dalam
perjanjian. Ia menyandang citra Tuhan perjanjian-Nya, dan sebagai berdiri
seperti dalam hubungan paralel atas anak-anaknya mempercepat, mengoreksi,
instruksikan, memberikan-yang ekspresi dari hubungan interpersonal cinta.
Begitu juga tiga puluh penggunaan dalam Amsal dan di tempat lain, misalnya
Amsal 3:11-12 di mana mus ¹ r dan tœkaμat "teguran, koreksi"
dikatakan berasal dari Yahweh "untuk siapa Tuhan mengasihi (° ¹ hab) akan
marah (y ¹ kaμ), bahkan sebagai seorang ayah kepada anak yang disayangi."
Oleh karena itu, disiplin memberikan jaminan keanakan, untuk mus a r terutama
menunjuk ke cara yang berpusat pada Tuhan kehidupan, dan hanya sekunder untuk
perilaku etis. Amsal 1:7 pasangan itu dengan "takut Yahweh," dan
Amsal 1:8 dengan tora "instruksi, mengajar." Oleh karena itu, (Amsal
8:10) dan alasan mengapa orang bodoh menghina itu (Amsal 15:5, 32). Amsal dan
tulisan hikmat lainnya berbicara tentang disiplin dengan penekanan pada
instruksi. Hal ini menggoda untuk melihat bahwa gagasan yang tampaknya berbeda
dari koreksi dan instruksi bertemu indah hanya dalam perjanjian. [11]
Membedakan kata yang tidak mengerti artinya memahami terjemahan dalam
ibrani לְ֜הָבִ֗ין yang merupakan kata benda umum
feminim tunggal absolut. Kata kerja ini digunakan 247
kali. penggunaan bahasa inggris ialah pemahaman atau wawasan. Memahami artinya
seseorang melihat dengan akal sehatnya . Dengan matanya ia bisa membedakan
(Amsal 17:24) dengan telinganya ia bisa
memahami kata-kata (Amsal 29:19) Pemahaman juga dapat dikatakan merasa (Mazmur
58:10), dan penegasan bahkan dapat dirasakan melalui rasa (Ayub 6:30). Wawasan
atau pemahaman moral adalah karunia dari Allah (Dan 2:21) dan bukan buah dari
empirisme. Ini adalah penegasan etis. Seseorang berdoa untuk itu (Mazmur
119:34) dan karena wawasan ini unik dari Tuhan, ia dapat mengungkapkan atau
menyembunyikannya (Yes 29:14). kedudukan
wawasan adalah hati dan hati itu adalah hati yang discerns ( untuk
membedakan) karya Tuhan (Mazmur 28:5), takut akan Tuhan (Amsal 2:5), kebenaran
dan keadilan (Amsal 2 : 9), dan kehendak sebagai firman-Nya dipatuhi (Mazmur
111:10) “. בִּינָה” Memahami, Kata benda ini digunakan dalam berbagai cara.
Hal ini mengacu pada pemahaman, seperti dalam prediksi bahwa Israel tidak akan
pernah lagi terkena bahasa asing sulit untuk memahami (Yesaya 33:19), atau
dalam pernyataan bahwa Daniel telah memahami setiap pelajaran yang ditanyakan oleh Nebukadnezar (Dan 1:20) . בִּינָה juga mengacu pada berpengertian. Salah satunya adalah
tidak bersandar pada pemahaman sendiri (Amsal 3:5). Seseorang harus berhenti
dari pemahamannya sendiri, sehingga berusaha untuk mencapai kekayaan besar
(Amsal 23:4). Orang-orang yang telah terlibat dalam dosa dan kejahatan adalah
mereka tidak ada pemahaman tentang Allah(Yes 27:11). Masyarakat dianjurkan rajin
untuk mencari pemahaman ini (Amsal 4:5,
7). [12]
Untuk
membuat Displin menjadikan bijaksana, kebenaran dan pertimbangan Serta
meluruskan ( Ams 1:3 )
Tujuan
Amsal ini ialah membuat displin atau
didikan dengan mengajar maka akan menjadi bijaksana dalam mengambil
keputusan yang seturut dengan Jalan Allah. Kata צֶ֥דֶק (sedeq)
ini merupakan kata benda umum maskulin
tunggal absolut yang berarti kebenaran. Kebenaran
dalam bahasa Ibrani צֶ֥דֶק yang dimaksud adalah kenyataan terbukti benar atau
tidak bersalah di gunakan untuk menyatakan seorang raja yang baik ( Yes 32:1)
atau sekutu yang handal atau tetangga yang terpercaya ( Am 5:7). Allah itu
benar, karena Ia setia pada perjanjianNya, membebaskan Israel dari
musuh-musuhnya dan memberikan harapan untuk masa depan ( Yes 23:5). Dalam PB
kata’ kebenaran’ sering di temui dalam injil Matius, di mana yang dimaksud
adalah kebenaran etis dengan melakukan kehendak Allah ( Mat 5:6,10). Arti ini
kurang radikal (tidak sesuai ) di bandingkan dengan yang di kemukakan Rasul
paulus. Pada paulus kebenaran itu tidak sekedar perilaku benar dihadapan Allah,
tetapi suatu hubungan yang benar dengan Allah. Pra karsanya adalah dari Allah
diterima dalam iman dan berwujud dalam perilaku yang benar ( Rm 3:21-26). Kebenaran
dirinya takkan ada pada Yesus dalam 1 Yoh 2:1, dalam arti sama sekali sesuai
dengan kehendak Allah.[13]
Kata
וּמֵישָׁרִֽים terjemahan
dari kata benda umum maskulin tunggal
absolut yang berarti Penghakiman. Dalam berbagai terjemahan
versi lainnya king james menggunakan kata Judgment yang berarti pertimbangan,
dan terjemahan TNK, NIV, NAS menggunakan kata Justice yang berarti keadilan. Penghakiman dalam Alkitab adalah manusia dan ilahi. Penghakiman merupakan upaya untuk membedakan
yang benar dan salah dari peryataan yang
tepat. Manusia sebagai Hakim merupakan Pencipta Perdamaian. Fungsi utama dari
hakim manusia dalam Alkitab adalah untuk melayani sebagai agen sipil
ketertiban, membawa perdamaian kekonflik manusia dalam
masyarakat.Musa menjabat sebagai hakim pertama Israel dan menuntun orang israel
dalam kehidupan sehari-haris elama pembebasan dari Mesir (Kel 18:2-24, Ulangan 1:16)..[14]
hakim manusia dalam Alkitab adalah untuk melayani sebagai agen sipil
ketertiban, membawa perdamaian kekonflik manusia dalam
masyarakat.Musa menjabat sebagai hakim pertama Israel dan menuntun orang israel
dalam kehidupan sehari-haris elama pembebasan dari Mesir (Kel 18:2-24, Ulangan 1:16)..[14]
Kata וּמֵישָׁרִֽים diterjemahkan dari kata
benda umum maskulin jamak absolut yang
berarti jujur atau kejujuran. Secara harfiah,
Kejujuran dimaksudkan "Untuk langsung atau langsung dengan
cara" (1Sam 6:12), tetapi lebih sering pada intensif (Piel) "untuk
membuat (jalan) lurus," yaitu langsung dan tingkat dan bebas dari
hambatan, seperti ketika mempersiapkan diri untuk menerima royal pengunjung. Secara Etis, Kejujuran sebagai cara hidup atau
karakteristik dengan tidak bercacat (Amsal 11:5) dan orang yang tegas (Mazmur
119:128, "Aku telah hidup tak bercela"). Jadi fakta bahwa Allah telah
menjadikan manusia yang jujur (Pkh. 7:29) mungkin harus ditafsirkan sebagai
memberikan dia kemampuan untuk mengenali hukum ilahi, bukan beberapa karakter
bawaan yang jujur atau langsung .[15]
Untuk memberikan kearah
yang mudah, kelicikan bagi yang tak berpengalaman pengetahuan dan kebijaksanaan bagi kaum muda( Ams 1:4 )
Ayat
4 ini merupakan masih satu ide dengan
ayat 1,2 ,3dan 6. Amsal ini ditulis untuk mempermudah orang untuk hidup yang
takut akan Tuhan. secara harafiah עָרְמָ֑ה diartikan sebagai kelicikan, kebijaksanaan. Kata
עָרְמָ֑ה ialah kata benda feminim tunggal mutlak. ayat ini mejelaskan
bahwa kaum muda dapat memperoleh pengetahuan dan kebijaksanaan ketika mereka
ingin memperolehnya. Dan”Orang yang tidak
berpengalaman” ialah orang-orang yang tidak mudah Percaya ( 14:15 ),
tidak belajar dari kesalahan Orang lain (22:3), Hidup semau-maunya dan tanpa
tanggungjawab (1:32;12:11) .[16]
Menurut
Kamus besar Bahasa indonesia, pengetahuan berarti Segala sesuatu yang
diketahui, kepandaian segala sesuatu yang diketahui yang berkenaan dengan suatu
hal.
ISBE, pengetahuan
merupakan pengertian oleh pikiran beberapa fakta atau kebenaran
seturut alam riil nya; orang yang
berintelektual itu perlu menggunakan pengetahuannya dengan unsur kasih sayang
dan pilihan, cinta, kebaikan.
TNK : For endowing the simple with
shrewdness, The young with knowledge and foresight.
BIS : Orang yang tidak berpengalaman
diajarnya sehingga mempunyai pikiran yang tajam, dan orang muda diajarnya menjadi
orang yang pandai dan dapat berpikir secara dewasa.
KJV : To give subtilty to the simple ,
to the young man knowledge
and discretion {discretion: or,
advisement}
Kesimpulan : Pengetahuan merupakan Pengertian oleh
pikiran tentang suatu hal.
Nats ini menggunakan kata “ Pengetahuan” terjemahan dari דַּ֣עַת yang merupakan kata benda umum feminim tunggal
absolut homonym 1 yang dapat diartikan sebagai pengetahuan yang merupakan Ilmu
pengetahuan, pikir. Kata benda Masculin digunakan konteks dengan pengetahuan
kebijaksanaan ( 2 tawarikh 1:10-12). Anak-Anak Ibrani melebihi orang yang lain
di dalam pengetahuan ( Dan 1:4, 7; KJV
dan ASV, " ilmu pengetahuan"; RSV, " pelajaran").
Menurut Kamus besar Bahasa indonesia, Kebijaksanaan
berarti kepandaian menggunakan akal budinya dan pengetahuannya dan kecakapan
bertindak apabila menghadapi kesulitan.
ISBE, kebijaksanaan berarti
menpertimbangkan keputusan dan meninjau kembali penyebab keputusan dan
menyampaikan suatu tujuan yang konsisten
dengan karakter Tuhan.
TNK : For endowing the simple with
shrewdness, The young with knowledge and foresight.
BIS : Orang yang tidak berpengalaman
diajarnya sehingga mempunyai pikiran yang tajam, dan orang muda diajarnya menjadi
orang yang pandai dan dapat berpikir secara dewasa.
KJV : To give subtilty to the simple ,
to the young man knowledge
and discretion
{discretion: or, advisement}
Kesimpulan : Kebijaksanaa merupakan kecakapan dalam
bertindak apabila menghadapi kesulitan sesuai dengan karakter Allah
Nats ini menggunakan
kata “kebijaksanaan” terjemahan dari וּמְזִמָּֽה yang merupakan kata benda umum feminim tunggal Absolut, jika dipadukan dengan kata “dan” terjemahan dari kata וְ yang merupakan Partikel preposisi.
Sehingga dapat diartikan “dan Kebijaksanaan” diberikan kepada orang Muda yang
mengingininya.
Kata kerja yang digunakan dua puluh enam kali dan sebagian
besar bagian muncul dalam arti batang Qal "bijaksana," dll Piel
membendung artinya adalah "membuat bijaksana" atau
"mengajar." Dari semua kata-kata yang menunjukkan kecerdasan, yang
paling sering digunakan adalah kata kerja ini dan turunannya, yang terjadi
beberapa kali 312 dalam PL Ibrani. Sekitar tiga-perlima dari penggunaan yang
ditemukan dalam Ayub, Amsal, dan Pengkhotbah.
Kebijaksanaan dari PL bagaimanapun, adalah sangat berbeda dari yang lain
pandangan dunia kuno meskipun format sastra hikmat mirip dengan budaya lain.
Tercermin dalam hikmat PL adalah ajaran dari Tuhan pribadi yang kudus, benar
dan yang mengharapkan orang-orang yang mengenalnya untuk menunjukkan
karakternya dalam urusan praktis kehidupan. Ini perpaduan sempurna dari
kehendak diwahyukan Allah yang kudus dengan pengalaman praktis manusia hidup
juga berbeda dari kearifan spekulatif dari Yunani. Dinamika etika filsafat
Yunani terletak pada kecerdasan, jika seseorang memiliki pengetahuan yang
sempurna ia bisa menjalani kehidupan yang baik . Pengetahuan adalah kebajikan.
Penekanan PL Kebijaksanaan adalah bahwa manusia akan, dalam ranah hal-hal
praktis, adalah tunduk pada Allah. Oleh karena itu, Ibrani kebijaksanaan tidak
teoritis dan spekulatif. Itu praktis,
didasarkan pada prinsip-prinsip yang terungkap yang benar dan yang salah, yang
akan tinggal dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam buku-buku sejarah dan nubuat, yang hokma kata
kadang-kadang digunakan untuk merujuk hanya dengan kecerdasan biasa dan
keterampilan (Kel 35:35; Dan 1:4), tetapi bahkan kadang-kadang ada
kebijaksanaan ilahi
moraldalampandangan.
μokmâ. Kebijaksanaan. Penggunaan dari μokmâ mencakup
keseluruhan seluruh pengalaman manusia. Kebijaksanaan ini terlihat dalam
keterampilan pekerjaan teknis dalam membuat pakaian untuk imam (Kel 28:3),
pengerjaan logam dalam pekerjaan (Kel 31:3, 6), serta pelaksanaan taktik
pertempuran (Isa 10:13) . Kebijaksanaan diperlukan dari para pemimpin
pemerintahan dan kepala negara untuk administrasi (Ulangan 34:9; 2Sam 14:20),
termasuk pemimpin kafir serta Israel (Yehezkiel 28: cts-5). The Messiah
menunjukkan kebijaksanaan dan kearifan dalam fungsinya sebagai pemimpin
umat-Nya (Yesaya 11:2).
Kebijaksanaan dinyatakan dalam kelihaian. Wanita dari Tekoa dihindari pertumpahan darah kota dalam pembelaan cerdik untuk keamanan (2Sam 20:22). Tetapi orang yang cerdas bukan untuk membanggakan karunia-Nya (Yer 9:22). Burung unta menampilkan sifat kurang kelihaian ketika ia bertindak dengan cara konyol egois nya (Ayub 39:17). Karunia kelihaian dapat digunakan dengan cara yang durhaka untuk menolak kemahatahuan Allah (Yes 47:10).[17]
Kebijaksanaan dinyatakan dalam kelihaian. Wanita dari Tekoa dihindari pertumpahan darah kota dalam pembelaan cerdik untuk keamanan (2Sam 20:22). Tetapi orang yang cerdas bukan untuk membanggakan karunia-Nya (Yer 9:22). Burung unta menampilkan sifat kurang kelihaian ketika ia bertindak dengan cara konyol egois nya (Ayub 39:17). Karunia kelihaian dapat digunakan dengan cara yang durhaka untuk menolak kemahatahuan Allah (Yes 47:10).[17]
Baiklah
orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang
berpengertian memperoleh bahan pertimbangan
( ayrat 5)
Untuk
membedakan/ melihat Ucapan dan Syair
sindiran, kata kebijaksanaan dan teka-teki.( ayat 6)
Shama
יִשְׁמַ֣ע kata kerja digunakan 1050 kali di Qal, Niphal, Piel ( dua kali),
dan Hiphil. Sinonim adalah qashab di Hiphil, " memberi perhatian,"
" penuh perhatian," azan " memberi telinga," suatu menyebut
dari ozen
" telinga" (
karenanya " menggunakan telinga"), dan anâ " menjawab." shama mempunyai
maksud/arti dasar " untuk dengar." Ini adalah diperluas dalam
berbagai jalan, secara umum menyertakan suatu mendengarkan atau tatap muka yang
efektif: 1) " mendengarkan," " memperhatikan," 2) "
mematuhi" ( dengan kata-kata seperti " perintah" dll.), 3)
" menjawab doa," " dengar," 4) " memahami" dan 5)
" dengar dengan kritis," " menguji ( di (dalam)
[pengadilan/lingkungan)[18].
Baiklah Orang Bijak mendengar dan
menambah ilmu yang merupakan suatu nasehat terhadap orang Bijak supaya lebih
Bijak lagi. Orang Bijak ini merupakan orang-orang yang tahu mengambil
keputusan, jalan apa yang harus diambil sebelum melangkah. Ia akan memilih “
Jalan” yang menuju kepada Berkat, kebahagiaan,bahkan kekayaan. Sebaliknya orang
bodoh selalu memilih jalan yang salah dan menerima Akibatnya. Itulah sebabnya
mengapa , misalnya , amsal-amsal Ibrani Kuno memberi dorongan kepada orang tua
untuk tegas dalam mendisplinkan anak-anak mereka.Anak-anak yang bodoh, tidak
taat, dan tidak belajar hikmat ketika mereka muda akan tumbuh menjadi orang
dewasa yang “bodoh”. [19]
Orang- orang bijak berkewajiban untuk
menasehati orang yang menghadapi keputusan yang sulit atau yang memerlukan
nasihat untuk bertindak dengan tepat, termasuk para pemimpin dalam Permerintahan.[20]
Kata
kuncinya adalah “ kebijaksanaan”, “ bikjaksana dipakai sekitar seratus sepuluh
kali. juga penting dan terkait dengan kebijaksanaan adalah istilah “ instruksi”
dan “ mengajar “ bersama-sama di pakai sebanyak dua puluh tiga kali. Dalam kitab Amsal salah satu ayat kuncinya
ialah amsal 1:5-7 ayat ini merupakan nasehat dari seluruh tujuan isi penulisan
Amsal dimana orang bikjak bisa menjadi lebih bijak lagi ( psl 1:5-6). sekalipun
Amsal pada hakekatnya adalah buku pedoman hikmat utuk hidup dengan benar dan
bijaksana, landasan yang diperlukan oleh hikmat
tersebut dinyatakan dengan jelas sebagai “ takut akan Tuhan” ( psl 1:7).[21]
BAB III
Kesimpulan
Kitab
Amsal ialah kitab yang paling banyak praktis dalam Pl karena menyentuh lingkup
prinsip-prinsip dasar yang luas untuk hubungan dan perilaku hidup sehari-hari
yang benar yang dapat di terapkan kepada semua angkatan dan kebudayaan .
sebagian besar nasehat bijaksana dalam Amsal ini adalah bentuk nasehat seorang
ayah yang saleh kepada anak atau anak-anaknya.
Amsal
1:1-7 mengantar kitab ini secara keseluruhan dan menyatakan tujuan Amsal-Amsal
didalamnya,yaitu” untuk mengetahui hikmat dan didikan, untuk menerima didikan
yang menjadikan pandai , serta kebenaran, keadilan, dan kejujuran , dan untuk
memeberi pengetahuan serta kebijaksanaan. di atas semua itu pengetahuan sejati
ialah hikmat yang menghormati dan menaati Tuhan.landasan yang diperlukan oleh
hikmat dinyatakan dengan jelas” takut akan Tuhan “( 1:7).
Konsep
takut kepada Tuhan dalam kitab Amsal sangat berkaitan dengan pengenalan tentang
Allah ( 1:7,29;2:5;9:10), berbeda dengan agama kafir kuno yang diselimuti
terhadap dewa mereka tanpa mengenalnya, monotaisme yahudi pengenalan dan hormat
sebagai dua hal yang tidak terpisahkan . lebih jauh takut kepada Tuhan bukan
hanya masalah teoritis tetapi praktis; dan ini diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari yang benar (8:13;14:2;15:33;16:6).
Bagi
mereka yang takut kepada Tuhan , maka mereka akan mendapat berkat (
10:27;14:26-27;15:16;22:4;28:14;31:30). konsep takut kepada Tuhan merupakan
elemen penting bagi kitab Amsal sekaligus menegaskan warna keyahudian dalam
kutab ini.” takut akan Tuhan” berarti manusia harus mengenal Tuhan dan mengerti
perintahnya ( 2:5;’9:10;3:6). manusia harus percaya akan Tuhan dalam segala
hal( 3:5-6;9:21;21:31;29:25). hikmat, berarti bukan dikaitkan dengan kepandaian
atau pengetahuan yang luas, tetapi dihubungkan langsung dengan “ takut akan
Tuhan” ( 1:7); jadi orang berhikmat adalah mereka yang mengnal Allah dan
menaati perintah-perintah Allah. takut akan Tuhan di tekankan berulang–ulang dalam
kitab ini ( 1:7,29;2:5;3:7;8:13;9:10:27;14;26-27;15:16,33;16:6;19:23;22:4;23:17;24:21).
hikmat mempunyai beberapa segi /sifat, misalnya pengertian /akal budi
(1:2;6:32;10:13); didikan/teguran (1:2-3,23;3:11); kepandaian (1:3;2:2,6);
kecerdasan/kebijaksanaan (1:4:22:3); pengetahuan/ilmu ( 1:5,7:2:10).Hikmat
dapat diterima oleh barang siapa yang menginginkannya (9:4,16), tetapi hanya
dapat diperoleh dari Tuhan ( 2:6 ). Cara mempeolehnya ialah melalui pertobatan
dari Dosa ( 3:11-12 ),dinasehati (
13:10, 17:10 ) dan mentaati Perintah Tuhan ( 10:8 ).[22]
Pelajaran
yang didapat dari Amsal 1:1-6
Pelajaran
yang dapat diambil dari Amsal 1:1-6 ini merupakan Nasehat dan Tujuan dari
Amsal. Dimana Nasehat dan Tujuan Amsal ini tertera dalam Amsal 1:5-6 yaitu: ” Baiklah Orang Bijak mendengar
dan menambah Ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan
pertimbangan, Untuk mengerti Amsal dan Ibarat, perkataan Teka-teki Orang Bijak.
Ayat ini menekankan supaya orang Bijak menjadi Lebih Bijak lagi. Diatas Dari
semua itu Amsal ini menekankan supaya kita berhikmat karena hikmat melindungi
seseorang dari hawa nafsu yang rendah
dan akibat-akibatnya , dari tindakan yang bodoh dan kemalasan dan dari
Perzinahan dan dari Godaan duniawi.
Hikmat lebih baik dari pada Kebodohan,karena Hikmat berasal dari Tuhan dan
banyak Gunanya ( 8-9 ). untuk memperoleh hikmat yang daripada Tuhan kita harus
Takut Akan Tuhan yang Inti semua dari Berhikmat ialah tertulis dalam ayat 7:
”Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi Orang Bodoh menghina
Hikmat dan didikan”.
BAB IV
Daftar Pustaka
C.P.W,” וּמוּסָ֑ר ” Analisis TWOT
hebrew wordbook entry, Bible Work 8
C.P.W,” וּ” , מֵישָׁרִֽים” Bible Work 8
Douglas, Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid I,
hal 47
H.J.A,” יִשְׁמַ֣ע” Analisis TWOT
hebrew wordbook entry, Bible Work 8
ISBE,”Bible Dictionary” Bible Work 8
Iwan
setiawan, Penuntun Praktis Kitab PL ,
91-106
L.G,” חָכְמָ֣ה”,Analisis TWOT
hebrew wordbook entry, Bible Work 8
Nancy.M.Tischler,”All things in the bible-An encylopedia of
the Biblical Word Vol II,” Bible Work 8
R.B.A,” ערְמָ֑ה ” Analisis TWOT hebrew wordbook entry, Bible Work8
Sidlow Baxter,Menggali Isi Alkitab, hal 126
W.R.F Browning, A Dictionary of the Bible,
Jakarta:G-M,2009
W.s Lasor, Pengantar PL 2 ,penerbit BPK G.M,
hal.71-86
[1] Iwan
setiawan, Penuntun Praktis Kitab PL ,
91-106
[2] ibid
[3] Sidlow Baxter,Menggali Isi Alkitab, hal 126
[4] ibid
[5] Bible works
[6] ibid
[7] w.s
Lasor, Pengantar PL 2 ,penerbit BPK
G.M, hal.71-86
[8] Douglas, Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid I, hal 47
[10] ibid
[13] W.R.F Browning, A Dictionary of the Bible, Jakarta:G-M,2009
[14] Nancy.M.Tischler,”All things in the bible-An encylopedia of
the Biblical Word Vol II,” Bible Work 8
[17] ISBE,”Bible Dictionary” Bible Work 8
[19] Ibid
[20] w.s
Lasor, Pengantar PL 2 ,penerbit BPK
G.M, hal.71-86
[21] Ibid
[22] Ibid
Komentar